Terlahirdengan nama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro, lahir pada tanggal 5 Februari 1985 di Funchal adalah seorang pemain sepakbola berkebangsaan Portugal. anak dari Maria Dolores dos Santos Aveiro dan José Dinis Aveiro. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Hugo, dan dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia. 1 Manusia Goa Terakhir di Dunia. Di jaman modern seperti ini ternyata ada pria China yang justru kembali ke zaman batu. Pria ini bernama Feng Mingshan 54, Ia disebut sebagai manusia goa terakhir karena Ia telah hidup di dalam gua selama lebih dari 20 tahun terakhir. Untuk memasuki goa ini, Feng harus memanjat tebing tegak lurus setinggi 50 meter. Tidakharus sampai melakukan hal besar untuk seluruh umat manusia, melakukan perbuatan yang baik untuk sekitarmu saja sudah bagus. 2. Merawat Orangtua yang Sakit Qianqian adalah seorang anak perempuan berumur tiga tahun asal Ruzhou, Provinsi Henan, Tiongkok. Kinironaldo belum kembali terlihat menggandeng pasangan. Ia sibuk dengan karir sepakbolanya yang semakin gemilang di real madrid dan ditemani putra manisnya cristiano jr. Perjalanannya tak selalu mulus, tapi hidup harus terus berjalan. Untuk kalian yang ingin melihat video masa kecil ronaldo berikut videonya. Berikutini dari merdeka.com, kisah-kisah seleb yang pernah hidup susah namun kini bergelimang harta, Jumat (4/10). 1. Tukul Arwana. foto: merdeka.com. Tukul Arwana diasuh oleh ayah angkat nya sejak kecil, dia menjalani hidup yang sulit bahkan hampir putus sekolah karena tidak mampu untuk membayar uang sekolah. Vay Nhanh Fast Money. Uploaded byAGUS 78% found this document useful 9 votes23K views3 pagesDescriptionkisahCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document78% found this document useful 9 votes23K views3 pagesKisah Singkat Hidupku Dari Kecil Sampai Saat IniUploaded byAGUS DescriptionkisahFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ketika masih kecil menurut saya adalah anak yang nakal seperti anak yang suka bermain dengan teman tanpa memikirkan pelajaran sekolah, malas belajar, suka ketiduran di kelas mungkin karena lelah akibat terlalu lelah bermain dengan teman di siang hari hingga hampir memasuki waktu maghrib. Karena kemalasan saya dalam belajar akhirnya saya tidak naik kelas dan terpaksa harus mengulang pelajaran kembali dan ketika tidak naik kelas sangat malu ketika bertemu teman teman saya yang telah naik kelas tapi saya menyadari bahwa hal tersebut akibat kesalahan saya karana malas belajar. dan ketika saya tidak naik kelas dan harus mengulang pada kelas yang sama maka saya tidak perlu membeli buku pelajaran kembali karena saya sudah mempunyai buku pelajaran yang terdahulu tetapi harus membeli buku tambahan untuk pelajaran baru. Semasa kecil atau pada masa belajar di bangku sekolah dasar ada pelajaran yang paling saya takuti dan mata pelajaran tersebut adalah pelajaran matematika dan ketika guru saya menyuruh maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan menunjuk murid untuk mengerjakan soal matematika maka saya akan menunduk atau mengumpat dibalik punggung teman saya yang duduk dibangku di depan saya. Dan biasanya di sekolah saya satu persatu harus maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dan akhirnya saya maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan perasaan ketakutan karena sebelumnya tidak mempelajari pelajari mata pelajaran matematika. dan setelah saya selesai mengerjakan soal matematika setelah di nilai oleh guru saya dengan penilaian banyak kesalahan dan akhirnya di tunjuk murid lain atau teman saya yang mampu mengerjakan soal matematika dan kalau tidak salah akhirnya saya dihukum untuk berdiri didepan kelas karena tidak bisa mengerjakan soal matematika. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang amat teramat menakutkan untuk diri saya dari kecil hingga dewasa karena saya tidak bisa mempelajari matematika mungkin karena saya kurang berusaha keras atau kurang gigih dalam mempelajari pelajaran matematika. pada masa kecil hingga dewasa pelajaran matematika selalu membuat jantung saya berdebar kencang karena ketakutan untuk mengerjakan soal oleh guru. Menurut saya guru saya sudah mengetahui bahwa saya tidak bisa atau tidak mampu untuk mengerjakan soal mata pelajaran matematika dan mungkin guru atau teman teman saya sudah dapat mengetahui dan melihat pada diri saya ketakutan sekali untuk mengerjakan mata pelajaran matematika baik dibuku tulis maupun mengerjakan soal matematika di papan tulis dan yang akhirnya selalu digantikan oleh murid atau teman saya yang bisa untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis. pada masa sekolah dasar saya pernah mendapatkan nilai nol 0 untuk pelajaran matematika hal tersebut di karenakan saya tidak belajar dan nilai rapot saya selalu banyak merah dimata pelajaran yang susah menurut diri saya. Setelah lulus sekolah dasar SD sering perasaan sedih menghinggapi atau datang pada diri saya dan yang membuat saya sedih karena setelah lulus sekolah dasar maka saya akan tidak berpisah atau tidak bertemu lagi dengan teman teman saya semasa sekolah dasar. pada saat yang sama saya juga sedih karena harus berpisah dengan guru guru saya dan apapun yang terjadi walaupun hati terasa sedih karena harus berpisah dengan teman teman dan guru guru saya maka kenangan yang menyedihkan tersebut harus saya lalui. Memasuki masa sekolah menengah pertama saya tidak diterima di sekolah negeri karena nilai evaluasi melajar tahap akhir nasional Ebtanas murni atau yang biasa disebut dengan sebutan Nem tidak mencukupi untuk belajar di sekolah negeri. akhirnya saya mengikuti test di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya di terima Ketika memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan bertambahnya mata pelajaran tetapi tetap mata pelajaran matematika yang amat teramat saya takuti karena pada saat memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan mempelajari mata pelajaran matematika semakin sulit. mungin karena sebelumnya saya tidak mempelajari mata pelajaran matematika dengan serius oleh karena itu mata pelajaran matematika saya sebut mata pelajaran yang tersulit tetapi bagi murid yang rajin belajar atau sering mempelajari matematika maka mata pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah. Maka selama satu tahun saya belajar di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya saya pindah ke sekolah negeri dan alhamdulillah saya di terima untuk pindak kesekolah negeri dan pada saat pertama saya memasuki sekolah negeri sebagai murid baru maka bagian atau tahap pertama yang harus saya lakukan adalah melakukan perkenalan diri. Pada saat saya harus berdiri memperkenalkan diri di depan kelas dengan di saksikan banyak murid padahal sebenarnya saya orang yang tidak percaya diri untuk berbicara didepan banyak orang. yang akhirnya saya berusaha memberanikan diri saya untuk berbicara di depan banyak orang dan saya berusaha untuk tidak berbicara banyak agar cepat untuk tidak berbicara di depan kelas atau di depan banyak teman teman saya. 1 2 Lihat Catatan Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Saya akan menceritakan kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini.....Nama saya Muklis Tain, biasa dipanggil Muklis atau Tain, saya lahir pada tanggal 31 Desember 1991 di Jepara. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan anak-anak kecil yang lainnya, artinya normal, tidak lain dari yang masa saya masih bayi, saya di asuh oleh nenek dari ibu saya, beliau sangat sayang kepada saya. Beranjak pada umur 2-3 tahun saya baru bisa berbicara, dan yang lucunya pada saat saya baru bisa ngomong saya selalu memanggil ayah dan ibuku dengan diawali kata “mbek”, jadi mbek bapak atau mbek ibu. Itu kata dari nenek saya, saya sendiri juga tidak tahu apa sebabnya, mungkin karena dengar dari suara kambing dibelakang rumah bapak, saya juga tidak tahu sampai sekarang. Setelah saya berumur 6 tahun, saya masuk sekolah TK Tama Kanak-kanak, waktu TK saya sangat pendiam dan selalu mengalah, dan waktu TK saya sangat senang dengan pelajaran menggambar dan berhitung. Pada masa-masa TK saya sudah mandiri,,artinya berangkat dari rumah ke TK sendiri tanpa diantar orang tua seperti anak-anak lainnya, saya tidak pernah menangis seperti teman-teman yang melewati masa-masa TK, saya lanjut ke MI Madrasah Ibtidaiyyah pada umur 7 tahun, waktu itu saya sudah bisa membaca, jadi pada saat pelajaran membaca, saya tidak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk membaca seperti teman-teman yang lainnya, dan itu membuat saya salah sangka pada guru saya, saya mengira kalau guru saya tidak menganggap saya, sampai akhirnya saya tidak mau sekolah saya berumur 10 tahun atau pada saat kelas 4 MI, saya sering memperhatikan sepupu saya yang sedang membuat dekorasi Pengajian, saya selalu memperhatikan dan selalu bertanya apa nama alat yang sedang dipegangnya, apa fungsinya, hingga saya merasa sangat ingin untuk mencoba membuat dekorasi pengajian dan akhirnya saya diajarkan oleh sepupu saya pada kelas 1 MTS untuk membuat dekorasi pengajian sampai saya bisa membuat sendiri Pada saat saya kelas 2 MTS saya mulai tertarik dengan pelajaran agma, karena sepupu saya dari peasntren, kebetulan sepupu saya juga lumayan pintar masalah ilmu agama, saya pun banyak bertanya-tanya tentang ilmu agama kepada beliau sampai saat saat kelas 3 MTS saya agak bingung untuk melanjutkan ke sekolah mana yang seharusnya saya pilih, tapi pada saat itu saya memutuskan untuk tidak sekolah dan memilih untuk mondok di pesantren selama 4 di kajen pondok pesantren maslakul huda putra yang dipengasuhi KH. Sahal Mahfudz untuk belajar ilmu agama. Sampai pada akhirnya saya tidak betah dipesantren karena terlalu banyak hafalannya dan makannya hanya tahu dan tempe serta terong itupun tidak ada rasanya manis atau akhirnya saya memutuskan untuk kembali lagi kerumah dan melanjutkan sekolah, pada waktu itu pun saya masih bingung untuk sekolah dimana dan pada akhirnya saya memutuskan untuk sekolah MA. dokpri Wahid Hasyim Bangsri jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, disini saya sangat banyak mendapatkan pelajaran baru dan pendidikan, terutama pendidikan tentang kehidupan yang belum tentu dirasakan oleh anak MA disini saya mulai belajar ilmu umum tapi ada juga ilmu agamanya, dan ini membuat saya lebih mengerti kalau menuntut ilmu itu tidak hanya ilmu agama saja tapi juga ilmu umum dan disini saya memiliki teman baru yang sangat baik serta solidaritas sangat erat dalam mencari ilmu bersama susah senang kami selalu bersama. Itulah yang saya rasakan selama 3 tahun. Setelah dipenghujung masa MA saya ingin sekali kuliah dengan jurusan Dakwah dan Komunikasi, karena saya sangat penasaran dengan Dakwah dan Komunikasi, selain itu juga saya ingin menjadi seorang guru. Tetapi disamping itu juga saya ingin kuliah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam, karena saya bercita-cita ingin menjadi guru agar ilmu yang sudah saya dapatkan dari guru-guru saya dapat bermanfaat untuk orang lain. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan Dakwah dan Komunikasi dan orang tua saya sangat setuju dengan keputusan saya, karena orang tua saya lebih menyarankan saya untuk mengambil jurusan Dakwah dan orang tua saya tidak menuntut harus mengambil jurusan itu, artinya orang tua saya memberi kebebasan pada saya. Sebenarnya saya juga ingin masuk di jurusan Pendidikan Agama Islam, tetapi orang tua saya kurang setuju dengan itu, dan saya pun akhirnya saya kuliah di Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ Jepara dengan jurusan Dakwah dan Komunikasi melalui jalur umum yang diseleksi melalui tes dari dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama’. Dan pada akhirnya saya diterima difakultas yang saya hanya itu kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini.Mukhlis____An___Naatiq 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya Siapa yang tidak familier dengan Marshanda? Pada tahun 90-an, Marshanda adalah salah satu artis cilik populer yang dikenal multitalenta. Ia berkarier sebagai bintang sinetron, bintang iklan, penyanyi, hingga pembawa acara. Lantas, seperti apa transformasi Marshanda dari kecil hingga sekarang? Kehidupan mantan artis cilik Marshanda memang penuh lika-liku dan cukup sering menjadi sorotan. Ia merupakan pengidap gangguan kesehatan mental bipolar, oleh karena itu kini ia cukup vokal menyuarakan perihal kesehatan mental lewat media sosial. Seperti apa kisah hidup Marshanda? Berikut adalah ringkasannya. Artikel Terkait 5 Hikmah di Balik Kisah Hidup Marshanda 10 Transformasi Marshanda, dari Artis Cilik hingga Sekarang 1. Lahir di Jakarta Sumber Beautynesia Andriani Marshanda atau yang lebih akrab disapa Marshanda lahir di Jakarta, 10 Agustus 1989. Ia merupakan putri sulung dari pasangan Irwan Yusuf dan Riyanti Sofyan. Marshanda memiliki dua orang adik yang bernama Adrian dan Allysa. Ia sempat tinggal di Semarang, Jawa Tengah, saat berusia 3 tahun hingga usianya 5 tahun. 2. Menjadi Artis Cilik Sumber Popmagz Marshanda sudah mulai tampil di layar kaca sejak masih kecil. Sinetron pertama yang ia bintangi adalah sinetron populer Jinny Oh Jinny’ di tahun 1997. Ia memerankan tokoh Jinny Kecil. Dua tahun kemudian, Marshanda menjadi pemeran utama sinetron Bidadari’ yang sangat fenomenal pada masanya. Nama Marshanda dikenal publik sebagai tokoh Lala dalam sinetron tersebut. Dari situ, ia pun semakin sukses. Tak hanya membintangi sinetron tersebut, Marshanda juga dipercaya untuk menyanyikan lagu tema sinetron tersebut yang berjudul sama. 3. Bintang Sinetron yang Sangat Populer Sumber Tempo Beranjak remaja, Marshanda semakin melejit. Namanya ada di jajaran sinetron populer seperti Kisah Kasih di Sekolah’ dan Kisah Sedih di Hari Minggu.’ Selain di televisi, ia juga muncul di layar lebar. Di antaranya ia pernah membintangi film Petualangan 100 Jam’ dan Kalau Cinta Jangan Cengeng.’ Marshanda juga merilis beberapa single lagu seperti Manis dan Sayang’ serta Cinta yang Kembali’. Kehidupan asmaranya juga sering menjadi sorotan. Marshanda pernah dikabarkan berpacaran dengan sesama selebritas yaitu Egi John dan Baim Wong. Artikel Terkait Bangga Tunjukkan Foto Terbaru Tubuhnya, Marshanda Kampanyekan Body Positivity 4. Video Marshanda Marah-Marah yang Menghebohkan Sumber Okezone Pada tahun 2009, video Marshanda yang sedang marah-marah beredar di internet. Memang kala itu internet dan sosial media belum semasif sekarang, tetapi tetap saja video tersebut menjadi viral di kalangan masyarakat. Dalam video tersebut, Marshanda mengungkapkan kekesalannya terhadap teman SD yang mem-bully. Marshanda juga terlihat dapat beralih dari tertawa-tawa dan menari kemudian menangis tersedu-sedu. Sejak kejadian tersebut, Marshanda disebut-sebut mengalami gangguan jiwa. Ia pun didiagnosis menderita bipolar disorder. Mengutip dari Mayo Clinic, bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem meliputi emosi tinggi mania atau hipomania dan rendah depresi. 5. Transformasi Marshanda Saat Berhijab dan Menikah Muda Sumber Hipwee Beberapa tahun kemudian, Marshanda memutuskan untuk berhijab. Tak hanya itu, pada 2 April 2011, ia memutuskan untuk menikah dengan kekasih yang sudah dipacarinya selama 3 tahun, yaitu Ben Kasyafani. Marshanda yang akrab disapa Chacha ini menikah pada usia yang masih muda, yaitu 21 tahun. Ia berharap bisa lebih bahagia jika menikah di usia muda. 6. Transformasi Marshanda Saat Menjadi Ibu Sumber Tribun News Hampir 2 tahun setelah menikah, Marshanda dan Ben dikaruniai seorang putri yang diberi nama Sienna Ameerah Kasyafani. Perjuangan Marshanda menjadi ibu bisa dibilang tidak mudah. Setelah melahirkan lewat operasi caesar, ASI-nya tidak keluar sehingga Marshanda harus mencari donor ASI untuk putrinya. 7. Bercerai dan Melepas Hijab Sumber Liputan6 Pada tahun 2014, Marshanda membuat keputusan yang mengejutkan yaitu menggugat cerai suaminya yang sudah bersama membina rumah tangga selama 3 tahun. Keduanya bahkan sudah pisah rumah selama beberapa waktu. Marshanda juga kehilangan hak asuh putri semata wayangnya, Sienna. Meskipun begitu, Ben tak pernah membatasi Marshanda kapan pun ia mau bertemu dengan Sienna. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2017, perempuan berdarah Minang itu memutuskan untuk melepas hijabnya. Banyak warganet yang menghujatnya, bahkan saat itu keluarga Marshanda dikabarkan menyeretnya ke rumah sakit jiwa karena dianggap penyakitnya kambuh. 8. Beragam Problematika dengan Keluarga Sumber Beepdo Usai perceraiannya, beragam masalah keluarga menimpa ibu satu anak itu. Salah satunya adalah perseteruannya dengan sang ibu, Riyanti Sofyan. Marshanda mengaku dikekang oleh ibu kandungnya tersebut hingga dipasung. Tak sampai di situ, ayah kandung Marshanda, Irwan Yusuf, dikabarkan hidup menggelandang dan menjadi pengemis. Rupanya usai bercerai dengan ibu Marshanda, ia menikah lagi dan mencoba berbisnis. Namun usahanya gagal dan bangkrut. Artikel Terkait Jalani Co Parenting, Marshanda “Sienna Beruntung Punya 3 Orangtua yang Mencintai!” 9. Co-Parenting dengan Ben Kasyafani dan Istri Barunya Sumber Tribun News Salah satu yang menarik dari kehidupan Marshanda adalah pola pengasuhannya kepada sang putri, Sienna. Bersama dengan Ben Kasyafani dan istri barunya, Nesyana Ayu Nabila, ketiganya bersama-sama mengasuh Sienna. Hubungan Marshanda dengan keduanya juga bisa dibilang sangat baik dan mereka sering tampil bersama. 10. Transformasi Marshanda Jadi Sosok yang Peduli Kesehatan Mental Sumber Instagram marshanda99 Sebagai pengidap bipolar, Marshanda menjadi sosok yang sangat peduli akan kesehatan mental. Ia sering kali menggunakan media sosialnya untuk berbagi perihal kesehatan mental dan bagaimana kisah hidupnya bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang. *** Itulah 10 potret transformasi Marshanda dari kecil hingga sekarang. Menengok perjalanan hidup Marshanda, kita bisa banyak belajar bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Apakah Parents termasuk penggemar Marshanda? Baca Juga Deretan public figure selain Marshanda yang mengalami Bipolar Disorder, apa penyebabnya? Marshanda Contoh Konflik Orang Tua dan Anak Mirip Banget! Intip 7 Foto Kekompakkan Marshanda dan Sienna Kasyafani Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

kisah hidup sejak kecil sampai sekarang