Kitadapat melihat dari sudut pandang bisnis system informasi merupakan. Kita dapat melihat dari sudut pandang bisnis system. School University of Jember; Course Title UNEJ 9092017; Uploaded By yusem. Pages 28 This preview shows page 20 - 22 out of 28 pages. Pemahamanilmiah tentang struktur interior Bumi didasarkan pada kesimpulan yang dibuat dengan bantuan pemantauan seismik. Hal itu berarti melibatkan pengukuran gelombang suara yang dihasilkan oleh gempa bumi, dan memeriksa bagaimana gelombang suara melewati berbagai lapisan bumi. Geografiadalah studi tentang tempat dan hubungan antara manusia dan lingkungannya. Para ahli geografi mengeksplorasi sifat-sifat fisik permukaan Bumi dan masyarakat manusia yang tersebar di atasnya. Mereka juga meneliti bagaimana budaya manusia berinteraksi dengan lingkungan alam, dan cara lokasi dan tempat dapat berdampak pada manusia. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cáș§n Cmnd Nợ Xáș„u. - Pembelajaran daring masih diberlakukan hingga saat ini. Meski tak bisa ke sekolah, para siswa masih dapat mencari referensi materi dari berbagai bagi siswa kelas VIII SMP yang sedang mencari materi mapel Ilmu Pengetahuan Alam IPA, berikut ini materi mengenai "Struktur Bumi" yang dirangkum dari Rumah Belajar Kemendikbud RI. Pendahuluan Perlu diketahui, bumi adalah planet ketiga dalam sistem tata surya dan menjadi planet untuk tempat tinggal paling ideal bagi makhluk hidup. Baca juga Yuk Mengenal Sistem Peredaran Darah Manusia, bagi Siswa Kelas X Di dalamnya terdapat semua yang diperlukan untuk membantu kehidupan, termasuk berbagai macam mineral. Bentuk bumi bulat seperti dalam bumi tersusun oleh 3 lapisan, dari dalam keluar yaitu lapisan inti bumi, lapisan selimut bumi, dan lapisan kulit bumi. Lapisan bumi ini mirip dengan struktur telur ayam, cangkang telur sebagai kulit bumi, putih telur seperti mantel bumi, sedangkan kuning telur sebagai inti bumi. Untuk pembagian struktur dan lapisan yang menyusun bumi didapatkan dari hasil penelitian para ilmuwan. Lapisan-lapisan bumi dapat diketahui dengan mempelajari sifat-sifat fisika bumi yaitu dengan metode geofisika dari kecepatan rambatan gelombang seismik sifat kemagnetannya gaya berat data panas bumi Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bagian dalam bumi tersusun dari material yang berbeda-beda mulai dari permukaan bumi sampai ke inti bumi. Lapisan inti bumi Lapisan terdalam bumi membentuk inti Bumi. Inti bumi terbentuk dari material cair yang bertekanan sangat tinggi. Inti bumi tersusun dari mineral cair Besi Fe dan Nikel Ni, disebut Nife. Suhu di lapisan ini mendekati suhu permukaan matahari, yaitu sekitar °C. Inti bumi terbagai menjadi dua, yaitu inti dalam bumi inner core yang berupa material padat, dan inti luar bumi outer core yang berupa cairan. Geograf Muda3 Des 2016 Update 4 Apr 2017 Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi geofisika. Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik gravitasi, kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang seismik, dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi gaya tarik bumi, sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang seismik. Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer P atau gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder S atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi. Pada gambar diperlihatkan rambatan gelombang P dan S didalam interior bumi yang berasal dari suatu sumber gempa. Sifat/karakter dari rambat gelombang gempa seismik di dalam bumi diperlihatkan oleh gelombang S warna merah yang tidak merambat pada Inti Bumi bagian luar sedangkan gelombang P warna hijau merambat baik pada Inti Bagian Luar maupun Inti Bagian Dalam. Berdasarkan sifat rambat gelombang P dan S tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Inti Bumi Bagian Luar berfasa cair, sedangkan Int Bumi Bagian Dalam bersifat padat. Pada gambar 2-4 diperlihatkan kecepatan rambat gelombang P dan S kearah interior bumi, terlihat disini bahwa gelombang S tidak menjalar pada bagian Inti Bumi bagian luar yang berfasa cair liquid, sedangkan gelombag P tetap menjalar pada bagian luar Inti Bumi yang berfasa cair, namun terjadi perubahan kecepatan rambat gelombang P dari bagian Mantel Bumi ke arah Inti Bumi bagian luar menjadi lambat. Dari gambar 2-4 dapat disimpulkan bahwa antara Kulit Bumi dengan Mantel Luar dibatasi oleh suatu material yang berfase semi-plastis yang saat ini dikenal sebagai tempat dimana kerakbumi lempeng lempeng bumi bersifat mobil dan setiap lempeng saling bergerak. Gambar 2-3. Rambatan gelombang Primer P dan Sekunder S pada interior bumi. Gelompang P garis hijau merambat pada semua bagian dari lapisan material bumi sedangkan gelombang S garis merah hanya merambat pada bagian mantel dari interior bumi. Gambar 2-4. Sifat rambat gelombang P dan S pada interior bumi. Terlihat gelombang P dapat merambat pada interior bumi baik yang berfasa padat maupun berfasa cair, sedangkan gelombang S tidak merambat pada Inti Bumi bagian luar yang berfasa cair. Bagian-bagian utama dari Bumi yang terlihat pada gambar 2-5, yaitu 1 Inti, yang terdiri dari dua bagian. Inti bagian dalam yang bersifat padat, dan ditafsirkan sebagai terdiri terutama dari unsur besi, dengan jari-jari 1216 Km., Inti bagian luar, berupa lelehan cair, dengan unsur–unsur metal mempunyai ketebalan 2270 Km; Kemudian 2 Mantel Bumi setebal 2885 Km; terdiri dari batuan padat, dan berikutnya 3 Kerak Bumi, yang relatif ringan dan merupakan “kulit luar” dari Bumi, dengan ketebalan berkisar antara 5 hingga 40 Km. Hubungan Kecepatan rambat gelombag P dan S dengan Susunan Interior Bumi Inti Bumi, Mantel, Asthenosphere, Lithosphere, dan Kerak Bumi ï»żBuku ini diterbitkan dengan penuh kesungguhan, bukan kebetulan ada di hadapan Anda. Jika Anda menganggap buku ini mendatangi Anda dengan sendirinya, maka kami persilakan Anda membiarkan buku ini meninggalkan Anda dengan cara yang sama. LAPISAN BUMI Krista West Lapisan Bumi Copyright © 2009 Krista West Diterjemahkan dari Layers of the Earth karangan Krista West Chelsea House Penerjemah Didieu Drogboy Penyunting Gorev Leben Penyerasi Raie Arches Penata sampul Lari Masamuda Karya ini diterbitkan oleh Sainstory Email [email protected] Blog Refray Library Lapisan Bumi ID Sainstory, Desember 2016 96 hlm; 15 x 22 cm Penerjemahan Januari-Maret 2012 Penyuntingan Januari-Maret 2012 Publikasi April 2012 Perbaikan Desember 2016 Semua karya tercatat. Tak satupun bagian dari karya ini tertulis dengan sendirinya. Dilarang mempertanyakan maupun mempersoalkan seluruh atau sebagiannya, apakah karya ini muncul dengan sendirinya secara kebetulan, dalam bentuk dan cara apapun tanpa yakin ditulis oleh penulis. © 2008–2016 Overframe. Refray Library adalah identitas milik Overframe di negeri anda saat ini. Buku ini dipilih dengan maksud dan tujuan tertentu. Segala yang terjadi pada pemikiran dan kebijakan Anda akibat membaca buku ini, sepenuhnya bukan merupakan tanggungjawab kami. Tidak termasuk dalam maksud dan tujuan tertentu penerbitan buku ini adalah membuat Anda melalaikan kewajiban kepada Allah. Wassalam, Sainstory Catatan penerbitan karya terjemahan ini bukan untuk mengambil keuntungan. Mohon perhatikan dan hormati. Tergantung pembatasan, Bumi punya lima lapisan kerak, mantel atas, mantel bawah, inti luar, dan inti dalam. DAFTAR ISI 1. Bumi Dinamis ....................................................................................................9 2. Kerak ...............................................................................................................20 3. Mantel Atas ......................................................................................................30 4. Mantel Bawah ..................................................................................................44 5. Inti Luar ...........................................................................................................59 6. Inti Dalam ........................................................................................................68 7. Mempelajari Bumi ...........................................................................................76 Daftar Istilah ........................................................................................................85 Bibliografi ............................................................................................................89 Bacaan Lanjutan ..................................................................................................93 Kredit Foto ...........................................................................................................95 Tentang Penulis ...................................................................................................96 1 BUMI DINAMIS Pada suatu pagi hening di bulan Januari 2006, gunung berapi raksasa di sebuah pulau sederhana tak berpenghuni di Alaska bangun dari tidur 20- tahunnya. Dan ia bangun dengan sebuah letusan. Sekitar pukul gunung berapi yang dikenal sebagai Gunung St. Augustine itu meletus, memuntahkan awan uap panas dan abu sejauh kaki meter ke udara. Pilot pesawat yang sedang terbang di kawasan itu segera melaporkan letusan tersebut, dan Federal Aviation Administration melarang sementara penerbangan dalam radius 5 mil 8 kilometer dari gunung Zona subduksi gunung berapi St. Augustine di Alaska bangun dari tidur 20 tahunnya pada 2006. yang keroncongan itu. Pada waktu yang sama, United States Geological Survey menggolongkan Augustine sebagai gunung berapi berlevel siaga merah, level kekhawatiran tertinggi. Semua orang mulai memperhatikan Augustine. Gunung berapi itu terus meletus selama berhari-hari. Akhirnya, ia 9 memuntahkan awan uap panas ke tenggara, ke atas kawasan sepanjang 45 mil 75 kilometer. Ajaibnya, tak ada korban luka. Tak ada yang tinggal di pulau terpencil di Teluk Cook Alaska; awan uap panas tak pernah mencapai masyarakat yang tinggal di kota Anchorage yang berada tak jauh; ia juga tidak mengganggu mesin-mesin pesawat terbang yang melintas yang tak menaruh curiga. Kebanyakan orang bahkan belum pernah mendengar tentang gunung berapi Augustine. Letusan Augustine, bagaimanapun, adalah sebuah tanda bahwa dinamika Bumi masih aktif. Gunung berapi St. Augustine, dinamai oleh penjelajah Captain James Cook pada tahun 1778, adalah gunung berapi zona subduksi klasik. Zona subduksi biasanya terletak di dasar laut; itu adalah area di mana sepotong permukaan Bumi bergelincir ke bawah potongan lain menuju interior planet ini. Ketika Subduksi terjadi ketika potongan permukaan Bumi bergelincir ke bawah potongan lain menuju interior Bumi. Ini adalah salah satu dari banyak proses yang membantu membentuk lapisan dalam dan luar planet kita. bergelincir ke bawah, potongan itu menyerap air laut. Begitu potongan tanah berair ini tenggelam di bawah permukaan Bumi, air bersentuhan dengan batu sekitar, menyebabkannya luluh. Alhasil, batu sekitar di kedalaman itu menjadi 10 lebih ringan dari biasa. Kantong batu ringan ini naik kembali ke permukaan Bumi seperti es batu yang mengambang di dalam segelas air. Dalam perjalanannya menuju permukaan, ia meleburkan bebatuan sekitar dan membentuk gelembung batu cair bernama magma. Magma menyediakan lava yang membantu menciptakan gunung berapi baru. Dengan letusan lava, uap panas, dan debu secara berulang di permukaan Bumi, terlahirlah gunung berapi subduksi baru. Subduksi adalah salah satu dari banyak proses Bumi yang telah membantu membentuk lapisan luar dan dalam planet ini sepanjang waktu. Proses-proses ini mungkin telah melambat sejak planet ini pertama kali terbentuk, tapi mereka belum berhenti. Para ahli bumi bekerja untuk memahami bagaimana permukaan planet ini berubah bentuk. Pekerjaan mereka tidak selalu mudah, dan masih banyak yang harus dipelajari. MEMPELAJARI LAPISAN BUMI Semua lapisan Bumi punya pengaruh pada kehidupan manusia. Beberapa dari pengaruh itu sangat kentara, seperti letusan gunung berapi atau gempa yang mengancam kehidupan. Pengaruh lainnya tidak begitu kentara, misalnya medan magnet yang melindungi Bumi dari energi berbahaya di angkasa. Kentara atau tidak, kehidupan manusia secara langsung dipengaruhi oleh proses-proses yang berlangsung di bagian dalam Bumi. Studi lapisan Bumi pada akhirnya membantu manusia untuk lebih memahami proses-proses planet ini, termasuk yang berlangsung di lapisan dalamnya. Umum dikenal sebagai ilmu Bumi, bidang ini mencakup banyak bidang riset ilmiah yang berbeda-beda. Contoh, seorang geolog yang mempelajari bebatuan di sebuah gunung adalah salah satu jenis ahli bumi; jenis lain adalah seismolog yang mencatat gelombang-gelombang energi yang berjalan di dalam Bumi setelah gempa. 11 Lapisan Bumi Tergantung pembatasan, Bumi punya lima lapisan kerak, mantel atas, mantel bawah, inti luar, dan inti dalam. Namun, tak ada yang betul-betul pernah melihat lapisan dalam planet ini. Segala sesuatu yang kita ketahui tentang interior Bumi disimpulkan oleh para ilmuwan dengan mengumpulkan informasi di permukaan Bumi. Berkat riset ilmiah ini, sekarang manusia mengetahui komposisi dasar dan ukuran umum masing-masing lapisan Bumi. Beberapa dari mereka padat seperti es batu, sementara yang lainnya setengah cair seperti es kocok. Setiap lapisan itu aktif dan terus berubah. Pergerakan batu dan panas di dalam setiap lapisan menimbulkan proses Bumi yang berbeda-beda. Proses-proses ini membantu mem-bentuk planet yang kita kenal, seperti diindikasikan dalam tabel berikut Lapisan Bumi Komposisi Perkiraan Ketebalan Pergerakan Presentase Proses Kerak Basal dan 0,5% 3-43 mil Gempa granit 5-70 km Tektonika Mantel atas Peridotit 13% 217 mil lempeng 350 km Konveksi Silika, 55% mil Medan Mantel bawah km magnet Penghasilan sejumlah besi panas Inti luar Besi cair 30% mil km Inti dalam Besi padat 1,5% 746 mil km 12 Namun, meski ilmu Bumi punya banyak bentuk, sebenarnya hanya ada dua cara untuk mempelajari Bumi observasi langsung atau tak langsung. Karena Bumi tak dapat dengan mudah dilukiskan ulang di laboratorium, para ilmuwan harus melihat dunia sungguhan baik secara langsung dengan mata mereka sendiri ataupun tak langsung melalui mata instrumen ilmiah. Sains Langsung Sains langsung menggunakan contoh konkrit riil yang dapat diobservasi, diukur, dan dipelajari dengan mata manusia. Membedah seekor katak untuk mempelajari biologinya adalah sebentuk sains langsung. Begitu pula dengan pengukuran kecepatan sebuah bola sewaktu jatuh menembus ruang. Dalam ilmu Bumi, geolog sering menggunakan sains langsung untuk memahami sejarah planet tersebut. Geolog telah menetapkan umur permukaan Bumi, misalnya, dengan menggunakan radioisotop. Radioisotop ialah bentuk radioaktif sebuah unsur; dengan kata lain, atom-atom unsur tersebut secara perlahan kehilangan partikel —sebuah proses yang disebut pembusukan—sehingga berubah menjadi unsur yang sama sekali berbeda. Berbagai tipe unsur radioaktif membusuk pada laju yang bisa diprediksi. Dengan langsung mengukur berapa banyak unsur tertentu yang telah membusuk di dalam bebatuan di permukaan Bumi, ilmuwan dapat menentukan umur batu tersebut. Ambil dua batu yang sama tapi berumur berbeda. Batu yang hanya mengandung setengah jumlah unsur semula adalah dua kali lebih tua dari batu berunsur utuh. Dengan mengukur pembusukan unsur-unsur, ilmuwan dapat menentukan umur bebatuan Bumi. Metode sains langsung ini juga disebut penanggalan radioaktif atau penanggalan radiometrik, dan merupakan alat penting dalam bidang ilmu Bumi. Sains Tak Langsung Sains tak langsung menggunakan alat dan instrumen untuk melihat dan 13 mendengar tanpa mengobservasi sesuatu secara langsung. Salah satu contoh sains tak langsung adalah penggunaan stetoskop oleh dokter untuk mendengar- kan jantung. Jantung jarang dilihat secara langsung. Banyak yang diketahui ilmuwan tentang lapisan dalam Bumi berasal dari sains tak langsung. Seismologi, contohnya, adalah studi gelombang energi yang berjalan di dalam Bumi, sebuah bidang yang memainkan peran penting dalam ilmu Bumi. Para seismolog menggunakan alat-alat seperti seismograf, yang mengukur gelombang ini, untuk mengetahui berbagai peristiwa pembentukan planet. Dengan mempelajari gelombang energi alami dan buatan manusia yang menembus lapisan Bumi, seismolog dapat mengetahui banyak tentang proses yang berlangsung di bagian dalam planet ini. Seismograf, sepupu tua seismometer modern, dahulu diguna- kan untuk mengukur gelombang energi yang berjalan di dalam Bumi. 14 KETIKA SEMUANYA BERMULA Sekitar 5 miliar tahun lampau, Matahari kita berkondensasi dari sebuah awan gas hidrogen dan debu. Berotasi di sekeliling bintang yang baru terbentuk tersebut adalah sebuah cakram material yang kaya unsur. Selama periode kira- kira 500 juta tahun, material di cakram tersebut menyebar dan mulai menggumpal membentuk planet-planet. Planet yang terbentuk dari unsur-unsur berat menggugus dekat Matahari, sedangkan planet yang terbentuk dari unsur- unsur ringan pergi jauh ke ruang angkasa. Selama masa ini, Bumi terbentuk menjadi salah satu dari empat planet lingkaran dalam yang berat. Mulanya Bumi tak lebih dari sebuah bola batu raksasa yang panas, cair, dan kacau—tidak tersortir dan tidak teratur. Bumi muda ini tidak mempunyai udara yang bisa dihirup, tak ada kehidupan, tak ada lautan, dan tak ada satupun pemandangan familiar seperti yang kita lihat hari ini. Tapi seiring waktu berlalu, Bumi berubah. Di bagian luar planet tersebut, atmosfer terbentuk dan lautan berkondensasi. Di bagian dalam planet, bebatuan mulai mendingin dan mengendap menjadi banyak lapisan teratur. Beberapa bebatuan cair mulai memadat. Yang lainnya secara alami mengelompok dengan bebatuan sejenis. Bebatuan paling padat dan berat terbenam ke pusat planet sedangkan bebatuan cair, lebih ringan, dan kurang padat mengapung ke permukaan. Setelah ratusan juta tahun, planet mulai mengeras dan berbentuk, sambil tersusun menjadi tiga lapisan utama inti, mantel, dan Bumi dapat dibayangkan sebagai telur yang direbus sampai keras. Lapisan familiar pada telur rebus adalah cangkang, bagian putih kenyal, dan kuning telur yang keras. Cangkang itu tipis, rapuh, dan mudah retak; bagian putih tebal, empuk, dan kenyal; dan kuning telur adalah bola padat dan rapat. Lapisan Bumi tidak berbeda. 15 Apakah Bumi Sendirian Bukti eksistensi planet tipe Bumi di luar angkasa mungkin bukan berbentuk alien hijau kecil, melainkan ditemukan pada bebatuan yang dikenal sebagai meteorit yang jatuh ke permukaan planet kita. Meteorit merupakan bukti adanya planet berbatu lain yang tidak mampu bertahan hidup seperti Bumi. Secara umum, meteorit terdiri dari 3 bentuk batu, besi, dan campuran batu- besi. Meteorit batu sering menyerupai bebatuan yang ditemukan di Bumi. Meteorit besi terbuat utamanya dari besi yang lambat-laun mendingin, seperti dijumpai di inti sebuah planet atau asteorid besar. Tipe meteorit ketiga, dikenal sebagai “besi berbatu”, memiliki bebatuan mirip Bumi dan besi yang perlahan mendingin. Meteorit langka ini tampaknya berasal dari perbatasan antara inti besi sebuah planet dan lapisan batu luarnya. Bahan-bahan penyusun meteorit ini menyediakan petunjuk penting yang mengarah pada eksistensi planet dengan lapisan mirip Bumi, karena bahan- bahan ini tidak mungkin terbentuk sendiri di angkasa. Satu-satunya cara meteorit semacam itu bisa terbentuk, kata para ilmuwan, adalah di planet mirip Bumi. Bukti mengindikasikan bahwa planet kecil berbatu mungkin telah terbentuk di tempat lain dan kemudian hancur, menyebarkan potongan batu mirip Bumi ke angkasa. Ketika bebatuan ini jatuh ke Bumi, mereka menjadi meteorit. Bumi, sepertinya, bukan satu-satunya planet berlapisan berbatu yang tercipta di tata surya kita. Tapi mungkin merupakan satu-satunya yang bertahan. Inti Jika Bumi seperti telur rebus raksasa, maka inti Bumi adalah seperti kuning telur. Ketika planet ini mendingin, besi berat yang terkandung dalam campuran batu cair mulai memisah untuk berkumpul sebagai inti di pusat planet. Menurut beberapa ahli bumi, pembentukan inti terjadi di awal sejarah Bumi, barangkali dalam ratusan juta tahun pertama setelah planet terbentuk. Selama 16 periode ini, inti dalam padat dan inti luar setengah cair memperoleh bentuk. Sebagian besar ilmuwan percaya bahwa inti dalam ini masih terpanaskan oleh kehangatan yang tersisa dari tubrukan dan akresi banyak asteorid dan meteor disebut planetesimal yang dahulu membentuk planet. Kini ilmuwan mengestimasi bahwa inti dalam berbesi padat adalah setebal 746 mil km, hampir sama dengan ukuran bulan. Inti luar berbesi cair adalah setebal kira-kira mil km. Gabungan inti dalam dan luar menyusun sekitar 30% volume Bumi. Mantel Menyamakan Bumi dengan telur rebus raksasa mengandung arti bahwa mantelnya seperti bagian putih kenyal yang tebal pada telur. Ketika planet mendingin dan besi berat jatuh ke pusat, bebatuan silikat ringan mengapung di mantel di atasnya. Silikat mencakup semua jenis bebatuan, biasanya mengandung unsur silikon dan oksegen. Mantel Bumi diyakini terbuat utamanya dari bebatuan silikat. Bebatuan di mantel terlihat lebih seperti bebatuan yang biasa ditemukan permukaan Bumi. Namun, bebatuan ini tetap hangat oleh pembusukan radioaktif dan oleh panas dari inti. Karena mereka juga mengalami tekanan dari kerak di atas, mereka cenderung setengah cair, atau kental. Mantel, seperti inti, dianggap terbentuk di awal sejarah Bumi. Kini ilmuwan mengestimasi bahwa mantel memiliki ketebalan sekitar mil km—menyusun sekitar 70% volume Bumi. Banyak ahli bumi membagi mantel menjadi mantel atas dan bawah berdasarkan atribut dan perilaku berbagai bebatuan. Kerak Jika Bumi adalah telur rebus raksasa, maka kerak Bumi adalah seperti cangkang telur yang rapuh dan tipis. Berbeda dari inti dan mantel, kerak Bumi tidak terbentuk dari unsur berat dan ringan yang memisahkan diri di awal sejarah 17 Bumi. Sebaliknya, kerak dibentuk, dihancurkan, dan dibentuk kembali secara terus-menerus oleh proses yang terjadi di dalam mantel. Bebatuan di kerak Bumi utamanya adalah basal dan granit. Basal ialah batu berat, bertekstur halus, berwarna hitam atau abu-abu. Granit ialah batu yang tidak begitu berat, berwarna pink, abu-abu, atau hitam. Kerak mengandung banyak unsur lain meliputi sodium, aluminium, potasium, dan besi. Hari ini, ilmuwan mengestimasi bahwa kerak Bumi rata-rata hanya sedalam 22 mil 35 km Pada titik tertebalnya, kerak memiliki kedalaman tak lebih dari 50 mil 70 km. Jika membandingkan Bumi dengan telur, inti Bumi adalah kuning telur. Bumi tersusun dari lapisan-lapisan berketebalan berbeda. Dengan pertama-tama memahami bagaimana Bumi terbentuk, lalu mempelajari proses-proses yang terus-menerus membentuk lapisan Bumi, ilmuwan menemukan semakin banyak hal mengenai planet ini. Dan masih ada banyak yang harus ditemukan. Tak ada, misalnya, yang tahu persis kapan sebuah gunung berapi akan meletus; seberapa keras sebuah gempa bumi akan bergoncang; atau mengapa kutub-kutub magnet planet ini berputar. Bagi ahli bumi, masih banyak misteri yang harus dipecahkan. 18 19 2 KERAK Kerak planet Bumi adalah, sebagaimana digambarkan dalam Bab 1, seperti cangkang telur rebus amat tipis dan amat keras dibanding lapisan-lapisan dalam. Dan, seperti cangkang telur, kerak cukup mudah retak. Ketika kerak Bumi retak, gempa terjadi. Seiring waktu, gempa-gempa ini telah membantu membentuk kerak planet ini. Mereka membantu membangun gunung, membentuk samudera, dan memahat semua daratan di antaranya. Gempa terjadi sepanjang waktu, di seluruh wilayah Bumi, bisa dilihat ataupun tidak bisa dilihat oleh manusia. Tapi gempa bukan peristiwa acak. Mereka terjadi karena suatu alasan. Gempa adalah hasil akhir dari gaya-gaya dan proses-proses rumit yang berlangsung di dalam kerak. Di permukaan, kerak mungkin tampak lumayan stabil dan tenang sepanjang waktu. Sebuah gunung, contohnya, biasanya tidak banyak bergerak. Tapi di dalam kerak, bagian besar batu bergerak dan bergeser secara terus-menerus. Nyatanya, seluruh kerak terus berubah dan bergerak. DASAR-DASAR TENTANG KERAK Untuk memahami bagaimana proses gempa membentuk kerak, pertama-tama perlu memahami sedikit tentang penyusun kerak. Ketebalan Kerak Bumi adalah lapisan batu yang relatif tipis yang merupakan bagian dari litosfer Bumi. Ketebalannya sedikit bervariasi tergantung pada lokasinya di permukaan planet. Kerak di bawah lautan berukuran tipis, dengan tebal antara 3 sampai 6 mil 5 sampai 10 km. Kerak di bawah daratan, khususnya di bawah gunung, jauh lebih tebal, antara 12 sampai 50 mil 20 sampai 70 km. Di titik tertebal, sebuah mobil yang melaju cepat menuju pusat Bumi akan tiba di dasar kerak dalam waktu sekitar sejam. Perjalanan yang cepat. 20 Melaju dengan kecepatan yang sama menembus semua lapisan Bumi menuju pusat planet akan membutuhkan waktu lebih dari 76 jam. Perjalanan satu jam menembus kerak mengindikasikan bahwa kerak sangalah tipis dibanding area yang ditempuh dalam perjalanan 76 jam menuju pusat planet. Komposisi Bumi memiliki dua tipe kerak kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera, lapisan yang ditemukan di bawah samudera, terbuat dari bebatuan yang disebut basal. Bebatuan berat, padat, bertekstur halus, dan berwarna hitam atau abu-abu ini terperas dari gunung berapi bawah laut. Meski gunung-gunung berapi ini tidak mudah terlihat, dasar laut dipenuhi oleh mereka. Kerak benua adalah lapisan kerak yang menyusun daratan kering dan terbuat utamanya dari bebatuan yang disebut granit. Granit ialah bebatuan hitam, abu-abu, atau pink yang telah mencair dan memadat di permukaan Bumi seiring waktu. Dibandingkan dengan basal, granit sangat ringan dan longgar. Umur Kerak samudera jauh lebih muda daripada kerak benua karena kerak samudera terus-menerus terbentuk dan hancur selagi gunung berapi bawah laut meletus sehingga menghasilkan basal samudera baru dan menambahkan bebatuan baru pada kerak samudera. Selama proses ini, area-area tertentu di dasar samudera, disebut zona subduksi, menarik kerak samudera yang berat dan tua kembali ke interior Bumi, lalu menghancurkannya. Laju proses pembentukan dan penghancuran kerak samudera tanpa henti ini mengandung arti bahwa bebatuan ini tidak tua—tak ada basal lautan yang berumur lebih dari 100 juta tahun. Meski terdengar panjang menurut sejarah manusia, sebagian besar kerak lautan terbentuk pada masa 2% terakhir sejarah Bumi. Artinya seandainya Bumi baru berumur 5 tahun, umur basal-basal hanya beberapa jam saja. 21 Pelapukan Membentuk Ulang New Hampshire Pada Mei 2003, simbol negara bagian New Hampshire—batu alami setinggi 40 kaki 12 m yang menyerupai raut muka manusia—tumbang dari sisi gunung di mana batu itu telah berdiri selama jutaan tahun. “Old Man of the Mountain” yang menghiasi pelat kendaraan, perempatan jalan, dan suvenir tidak ada lagi. Kehancuran alami “Old Man of the Mountain” adalah salah satu contoh proses yang membentuk kerak Bumi. Namun, peristiwa ini bukan disebabkan oleh goncangan gempa dramatis tapi oleh proses pelapukan batuan secara perlahan dan terus-menerus. Pelapukan adalah kerusakan bebatuan di permukaan Bumi oleh angin, air, panas, dan tekanan. Melalui proses ini, sebongkah batu besar, seperti wajah batu yang berubah menjadi “Old Man of the Mountain”, pecah menjadi kepingan batu kecil dan membantu membentuk kerak. Dalam sebagian kasus, pelapukan menghasilkan batu kali yang bundar dan lembut. Dalam kasus lain, pelapukan mengakibatkan perubahan bentuk gunung secara dramatis. “Old Man of the Mountain” di New Hampshire terbentuk secara alami dari lima lapisan batu granit. Bangunan itu tumbang setelah proses pelapukan perlahan-lahan mengauskan lapisan dasar granit yang menopang struktur batu. Masyarakat sudah lama mengetahui bahwa pelapukan sedang memperlemah Old Man, tapi tak ada yang bisa menghentikan proses alami ini. Hari ini banyak pengunjung meninggalkan bunga sebagai tanda kenangan atas “Old Man of the Mountain”. Proses alami pelapukan batu perlahan memperlemah “Old Man of the Mountain” di New Hampshire. Gambar kiri a memperlihatkan gunung sebelum wajah batu jatuh; gambar kanan b bagaimana tampilannya setelah itu. 22 Kerak benua jauh lebih tua daripada kerak samudera. Sambil terus-menerus terbentuk, ia jarang dihancurkan. Bebatuan cair dari bawah kerak naik ke permukaan baik melalui gunung berapi ataupun lubang lain di kerak Bumi dan memadat menjadi granit, menambahkan bebatuan baru pada kerak benua. Tapi karena bebatuan ini begitu ringan, mereka jarang terbenam cukup dalam ke samudera untuk menjangkau zona subduksi di mana mereka akan dihancurkan. Alhasil, bebatuan kerak benua jauh lebih tua. Mereka bisa berumur 3,8 miliar tahun dengan kata lain, 38 kali lebih tua daripada bebatuan kerak samudera. Lagi, seandainya Bumi baru berumur 5 tahun, umur granit-granit hanya beberapa minggu saja. Itu jauh lebih tua daripada kerak samudera, tapi masih tetap muda bila dibandingkan dengan seluruh sejarah planet ini. GAYA DI KERAK Semua bebatuan di kerak Bumi—baik samudera maupun benua—berada di bawah tekanan konstan, gaya yang menyebabkan kerak berubah bentuk, ukuran, dan lokasi. Besaran dan tipe persis tekanan tersebut bervariasi. Tekanan 23 terhadap permukaan Bumi datang dari lapisan-lapisan di bawah kerak, di mantel atas. Tekanan ini memiliki tiga bentuk dasar peregangan, penubrukan, dan pengulitan. Semua bebatuan di kerak bumi mengalami tekanan, yang menyebabkan kerak berubah dengan cara berlainan. Peregangan Tegangan adalah gaya yang meregangkan kerak, menjadikan bagian tengahnya lebih tipis. Seiring berlalunya waktu, aksi ini bisa menciptakan lembah dan kolam raksasa. Great Basin, terdapat di antara Utah dan California, adalah contoh titik rendah di permukaan Bumi yang terbentuk oleh gaya tegangan. Penubrukan Mampatan adalah gaya yang mendorong kerak, memerasnya hingga melipat atau retak. Aksi melipat ini membentuk pegunungan Bumi. Appalachian Mountains tengah di Pennsylvania, contohnya, terbentuk oleh gaya mampatan 24 yang melipat kerak Bumi. Pengulitan/pencukuran Sesar adalah gaya yang mendorong sekeping batu ke dua arah berlawanan, menyebabkan keretakan atau perubahan bentuk. Area kerak Bumi yang terkuliti bisa membentuk area daratan yang datar, luas, dan naik yang disebut dataran tinggi. Contohnya adalah Dataran Tinggi Colorado, area daratan naik yang meliputi pelosok-pelosok Arizona, Utah, Colorado, dan New Mexico. GEMPA DI KERAK Dengan peregangan, penubrukan, atau pengulitan yang cukup, bebatuan di kerak Bumi akan retak. Beberapa bebatuan padat dapat meregang dan meregang seperti sepotong gula-gula, tapi semua bebatuan pada akhirnya akan retak. Sekali retak, bebatuan di kerak akan bebas bergerak jauh lebih cepat dan menyebabkan gempa. Para ilmuwan menyebut keretakan di kerak Bumi sebagai patahan. Ada tiga bentuk dasar patahan patahan normal/turun, patahan naik/anjakan, dan patahan geser/mendatar. Patahan Normal Patahan normal terjadi ketika gaya tegangan meregangkan kerak. Saat patahan meregang hingga mencapai titik retaknya, bebatuan secara mendadak bergerak sepanjang arah gaya dan menyebabkan gempa. Patahan normal meretakkan kerak dengan suatu sudut sehingga sepotong batu bergelincir ke atas dan sepotong batu bergelincir ke bawah. Bebatuan yang bergelincir ke atas bisa menjadi gunung atau dataran tinggi; bebatuan yang bergelincir ke bawah bisa menjadi celah atau lembah sungai. Celah Rio Grande, meregang dari Meksiko sampai Texas dan New Mexico dan memasuki Colorado, adalah contoh patahan normal di lembah celah. Celah Rio Grande adalah lembah sungai rendah yang mengalami gaya tegangan yang 25 secara perlahan memisahkan bebatuan. Lembah tersebut diakibatkan oleh sisi patahan normal besar yang bergerak ke arah bawah yang membentuk kerak. Gunung fault-block adalah tipe gunung yang terbentuk ketika dua patahan normal berbaris berdampingan. Ini menghasilkan dua retakan di kerak yang sejajar satu sama lain, membentuk blok batu longgar di antara retakan-retakan tersebut. Blok longgar bergerak ke arah atas untuk membentuk gunung, sedangkan bebatuan di sekitarnya bergerak ke arah bawah. Contoh gunung fault-block adalah Franklin Mountains, yang membentang dari utara ke selatan, membelah barat kota El Paso Texas sampai wilayah tengah. Rangkaian fault-block sendiri adalah dorongan ke atas secara relatif terhadap unit-unit batu yang bersebelahan di antara timur dan barat rangkaian. Patahan Naik Patahan naik terjadi ketika gaya mampatan menubrukkan kerak. Saat batu retak, ia retak pada sudut yang serupa dengan patahan normal. Tapi dalam kasus ini, bebatuan bergerak naik dan turun dengan arah yang berlawanan dengan pergerakan patahan normal. Patahan naik, terkadang disebut patahan terbalik, juga menghasilkan gunung dan celah di permukaan Bumi. Kebanyakan gunung di Southern California merupakan hasil dari pergerakan patahan naik. San Gabriel Mountains, contohnya, didorong ke atas melewati bebatuan San Fernando dan lembah San Gabriel oleh patahan naik. Bagian- bagian Rocky Mountains dan Appalachian Mountains juga terbentuk oleh patahan naik. Patahan Geser Patahan geser terjadi ketika gaya pengulitan menggelincirkan unit-unit batu terhadap satu sama lain secara horizontal, dengan arah berlawanan. Dalam kasus ini, hanya terdapat sedikit gerak naik dan turun. Saat batu retak, dua potong tanah bergelincir terhadap satu sama lain dalam gerak berdampingan. Tak seperti patahan normal dan patahan naik, patahan geser tidak menghasilkan gunung dan 26 lembah yang kentara. Tapi ia menimbulkan beberapa gempa besar. Tiga bentuk dasar patahan, atau retakan, di kerak Bumi diperlihatkan di atas. Mengukur Pergerakan Kerak Mark Zoback, Geofisikawan Peneliti Mark Zoback saat ini memimpin sebuah proyek penggalian lubang vertikal sedalam 1,9 mil 3 km ke dalam Bumi. Sasaran proyek ini adalah untuk bisa mengukur gempa secara langsung dengan menempatkan instrumen di dalam patahan, tempat di Bumi di mana dua potong kerak retak dan saling berlawanan. Zoback adalah seorang geofisikawan, ilmuwan yang mempelajari fisika Bumi, di Universitas Stanford di California. Proyeknya adalah bagian dari EarthScope, proyek lima tahun yang dirancang untuk mengetahui lebih banyak tentang gaya dan proses yang membentuk Amerika Utara. 27 Bilamana lubang galian selesai, ilmuwan akan bisa mengukur langsung gempa di sepanjang Patahan San Andreas di California yang terkenal, sebuah retakan sepanjang 800 mil km di kerak Bumi. Di salah satu sisi patahan ini, satu potong kerak Bumi bergerak ke utara. Di sisi lain, potongan kerak lainnya bergerak ke selatan. Begitu potongan ini bergelincir terhadap satu sama lain, timbul gempa. Gempa ini, seperti gempa pada umumnya, hanya dapat diukur dan dipahami secara tak langsung. Ilmuwan dapat merekam dan mendengar-kan gelombang pergerakan di Bumi selama dan sesudah gempa, tapi tak pernah bisa mengukur pergerakan di patahan secara langsung. Lubang baru EarthScope, dikenal sebagai San Andreas Fault Observatory at Depth SAFOD, akan mengubah semua itu. Zoback mengatakan, SAFOD bisa merevolusi ilmu gempa, barangkali membantu masyarakat memprediksi kapan dan di mana gempa akan terjadi. “Pengetahuan mutakhir kita tentang proses-proses di zona patahan begitu rendah sehingga kita bukan cuma tak mampu membuat prediksi gempa andal dalam waktu singkat, tapi juga tak tahu apakah prediksi semacam itu memungkinkan,” kata Zoback dalam sebuah laporan berita Universitas Stanford. “SAFOD dapat merevolusi pemahaman kita akan fisika gempa. Dengan melakukan observasi berkelanjutan langsung di kedalaman zona Patahan San Andreas di mana gempa berawal, kita akan dapat menguji dan memperluas teori-teori mutakhir mengenai fenomena yang mendahului gempa mendatang.” Patahan San Andreas, yang membentang kira-kira 800 mil km melintasi sebagian besar California, merupakan contoh bagus patahan geser besar. Di sana, kerak terbarat garis pantai California tergelincir perlahan ke utara sementara bagian timur kerak tergelincir ke selatan. Tak heran, area ini terkenal sering mengalami gempa. Menurut website United States Geological Survey yang menguraikan Patahan San Andreas, dua potong kerak California ini telah saling berpapasan sekurangnya sejauh 350 mil 563 km dalam 20 juta tahun terakhir dengan laju sekitar 2 inchi 5 cm per tahun. 28 MEMAHAMI PROSES GEMPA Penyebab dasar gempa di kerak planet ini sudah dipahami dengan baik. Pengetahuan ini memungkinkan ilmuwan mengidentifikasi area rawan gempa dan menaksir potensi bahaya. Tapi ukuran dan waktu terjadinya gempa mustahil untuk diprediksikan. Contohnya, ilmuwan yang mempelajari kerak di lokasi tertentu dapat memprediksikan apakah gempa mungkin untuk terjadi di abad berikutnya. Tapi mereka tidak bisa mengatakan kepada Anda apakah gempa akan terjadi minggu depan atau tahun depan. Untuk sementara ini, gempa masih tak terprediksi. Meski demikian, ilmuwan mengetahui bahwa pergerakan di permukaan planet seringkali tergantung pada lapisan Bumi persis di bawah kerak, area yang dikenal sebagai mantel atas. Kerak Bumi terapung di atas mantel tersebut, mirip dengan perahu di atas air. Proses-proses yang terjadi di dalam mantel atas pada akhirnya menentukan kapan dan bagaimana gempa terjadi. 29 3 MANTEL ATAS Mantel atas planet Bumi terletak persis di bawah kerak. Ia dianggap tidak padat, melainkan lebih seperti cairan fleksibel, lambat, dan sangat kental. Berjalan di atas cairan ini adalah tanah di mana semua kehidupan dijumpai. Tanah tersebut, atau kerak, dihasilkan oleh bebatuan cair di mantel yang naik ke permukaan planet sewaktu mereka mendingin. Saat mantel atas mengalir, itu juga menggerakkan kerak mengelilingi permukaan Bumi dalam sebuah proses yang dikenal sebagai tektonika lempeng. Tektonika lempeng merupakan sebuah teori ilmiah, atau ide yang bisa diuji, yang menjelaskan bagaimana benua-benua di permukaan Bumi bergerak. Proses tektonika lempeng bertanggungjawab atas bentuk benua, ukuran samudera, dan, pada akhirnya, lokasi gempa di kerak. Seperti banyak proses Bumi lainnya, tektonika lempeng tidak dapat dengan mudah dilihat dalam kehidupan sehari- hari, tapi ia merupakan kekuatan yang terus membentuk planet ini. DASAR-DASAR TENTANG MANTEL ATAS Untuk memahami peranan penting yang dimainkan oleh tektonika lempeng, mempelajari sedikit lebih banyak tentang komposisi mantel atas dan proses- proses yang berlangsung di dalamnya akan membantu sekali. Ketebalan Mantel atas mempunyai tebal 217 mil 350 km, mengandung dua tipe batu berbeda, dan terbagi menjadi dua bagian yang disebut litosfer dan astenosfer. Litosfer kaku tersusun dari kerak berbatu setebal 40 mil 64 km dan mengapung di atas astenosfer. Astenosfer mempunyai tebal 124 mil 200 km, temperaturnya hangat 0F atau 0C, lebih lunak daripada litosfer, dan merupakan bagian mantel atas yang lebih plastik. Namanya berasal dari kata Yunani 30 asthenes, yang berarti “lemah”. Lantaran temperatur dan tekanan yang terdapat di kedalaman ini, astenosfer berperilaku seperti cairan amat kental. Komposisi Litosfer tersusun utamanya dari batuan kerak familiar yang dikenal sebagai peridotit. Peridotit mengandung mineral olivine, batu hijau kekuningan yang mengandung banyak besi dan magnesium. Karena peridotit lebih berat daripada kebanyakan batu lainnya yang dijumpai di kerak Bumi, ia cenderung terbenam ke dasar kerak dan memasuki mantel atas. Astenosfer mantel atas berbeda dari mantel bawah. Sebab semakin dalam menuju lapisan Bumi, semakin tinggi tekanan dan temperaturnya. Tekanan dan temperatur tinggi di mantel bawah menyebabkan bebatuan di sana kurang kokoh. Dengan kata lain, mereka cenderung mudah berubah bentuk. Tak ada yang tahu persis seperti apa bebatuan astenosfer, tapi mereka cenderung mengandung, utamanya, silikon dan magnesium, bersama dengan sejumlah kecil besi, aluminium, kalsium, dan sodium. Umur Sampai sekarang, tak ada yang mampu menggali cukup dalam ke mantel atas dan menetapkan umur akurat bebatuannya. Tapi terkadang bebatuan mantel atas naik ke permukaan Bumi. Contohnya berlian; ia lebih dari sekadar perhiasan bernilai—ia menyediakan informasi tentang umur bebatuan di mantel atas. Berlian merupakan batu karbon murni yang terbentuk secara alami dalam kondisi tekanan tinggi dan sangat panas di mantel tersebut. Permata ini dapat terbentuk di kedalaman sedangkalnya 93 mil 150 km di bawah kerak benua, tapi biasanya berasal lebih dalam lagi di mantel atas. Di lokasi tertentu, berlian dan bebatuan lain meletus ke permukaan Bumi dari dalam mantel atas melalui lubang vulkanik khusus yang disebut pembuluh kimberlite. Sebagian besar dari pembuluh ini ditemukan di daratan yang umurnya lebih dari 1,5 miliar tahun. 31 Tapi berlian yang ditambang dari pembuluh-pembuluh ini jauh lebih tua dari daratan tersebut. Beberapa dari mereka dapai mencapai umur 3,3 miliar tahun— lebih dari 2/3 umur Bumi sendiri. Permata lain berumur antara 1 miliar sampai 3 miliar tahun. Walaupun para ilmuwan tidak bisa menetapkan umur akurat mantel atas secara langsung, berlian dan bukti lain mengindikasikan bahwa mantel atas hampir setua planet ini sendiri. Gaya di Mantel Mantel atas mendidih seperti panci berisi cokelat cair. Di mantel atas maupun bawah, konveksi merupakan gaya penggerak yang bekerja. Konveksi adalah pergerakan panas dan materi dalam cairan. Contohnya, saat cokelat cair memanas di dasar panci, ia menjadi kurang padat dan lebih ringan, dan naik ke permukaan. Di permukaan, ia mendingin, menjadi padat dan berat lagi, dan terbenam kembali ke dasar. Penambahan panas berketerusan menghasilkan siklus atau arus konveksi, memutar-mutar cokelat dalam gerak sirkuler dalam panci seraya cokelat memanas dan mendingin. Proses yang sama terjadi di mantel atas, yang terus-menerus dipanaskan oleh mantel bawah dan inti cair di pusat Bumi. Saat mantel atas memanas, bebatuan menjadi kurang padat dan naik ke atas. Persis di bawah kerak, bebatuan tersebut mendingin dan menjadi padat lagi, lalu perlahan-lahan terbenam kembali ke bagian bawah mantel atas. Seiring waktu, arus konveksi terbentuk sehingga memutar-mutar batuan dalam gerak sirkuler di mantel atas. Arus konveksi berlanjut selama panas bertambah ke sistem tersebut. Nah bayangkan menambahkan potongan cokelat padat ke permukaan panci. Pada akhirnya, potongan cokelat tersebut akan tertepikan atau mungkin tertarik turun oleh arus konveksi dalam panci. Proses yang sama terjadi di permukaan Bumi. Di atas mantel atas terdapat kerak Bumi. Sebagaimana potongan cokelat padat yang terdorong dan kemudian tertarik turun ke dalam cokelat mendidih 32 oleh arus konveksi dalam panci, demikian pula halnya dengan kerak Bumi, yang terdorong dan kemudian tertarik turun ke mantel atas oleh siklus arus konveksi yang bergerak di bawah kerak. Arus konveksi di bawah kerak Bumi mendorong kerak dan menariknya ke dalam mantel atas. TEKTONIKA LEMPENG Tektonika lempeng menjelaskan pergerakan dan lokasi benua-benua saat ini. Pada akhirnya, tektonika lempeng dijelaskan oleh arus konveksi di mantel atas yang memutar-mutar kerak di planet ini untuk membentuk benua-benua sebagaimana yang kita ketahui sekarang. Jauh sebelum ahli bumi memahami tektonika lempeng, sudah diketahui bahwa bongkahan-bongkahan daratan Bumi tampak tersusun pas seperti puzzle. Tapi tak ada yang punya penjelasan tentang proses tersebut untuk menunjukkan bagaimana kepingan-kepingan itu terhubung di masa lalu. Namun, sejak bukti 33 andal tektonika lempeng berkembang, semakin banyak yang telah dipelajari mengenai peranan mantel atas dalam pembentukan permukaan planet. Sejarah Tektonika Sejak tahun 1700-an lalu, banyak orang telah memperhatikan tepi benua-benua Bumi yang tampak bercocokan. Benjamin Franklin, contohnya, adalah salah satu pengamat tersebut, tapi dia tidak punya bukti untuk membuktikan bahwa benua-benua pernah saling terhubung, atau bergerak dalam bentuk bongkahan besar di atas permukaan planet. Baru pada tahun 1915 bukti riil pertama tektonika lempeng diperoleh. Seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengumpulkan informasi mengenai fosil-fosil, bentuk daratan, dan iklim untuk menopang ide yang dia sebut sebagai hanyutan benua. Ide ini menyatakan bahwa benua-benua Bumi pernah tergabung dalam bongkahan tunggal sebelum retak berpisah dan mengapung di permukaan planet. Tapi meski mempunyai beberapa bukti bahwa benua-benua bergerak, dia tidak memiliki penjelasan tentang bagaimana dan mengapa ini terjadi; dengan kata lain, tidak ada mekanisme untuk menjelaskan hanyutan benua. Akibatnya, ide tersebut tak pernah diterima luas oleh komunitas ilmiah. Alfred Wegener wafat pada tahun 1930. Tapi 30 tahun kemudian, sebuah mekanisme untuk menjelaskan pergerakan benua ditemukan, ketika para ilmuwan mulai memetakan variasi magnet pada bebatuan yang berderet di bubungan tengah samudera yang berlokasi di dasar samudera. Bubungan tengah samudera adalah pengunungan bawah laut di mana kerak Bumi bergerak memisah sedangkan bebatuan samudera naik ke permukaan Bumi dari bawah. Variasi magnet, dalam hal ini, ialah arah tunjuk mineral magnet dalam sebuah batu. Mineral magnet selalu mengarah ke utara, tapi seiring waktu, kutub utara Bumi bergeser. Nyatanya, kutub utara dan selatan telah berulang kali bertukar tempat akibat perubahan medan magnet Bumi. Batu magnet yang terbentuk 34 ketika kutub magnet utara berada di posisi sekarang, akan menunjuk ke arah yang kita kenal sebagai utara. Batu magnet yang terbentuk ketika kutub magnet utara berada di selatan sekarang, akan menunjuk ke arah yang kita kenal sebagai selatan. Magnetisme di dasar laut mengindikasikan pembalikan medan magnet Bumi seiring waktu. 35 Pada 1960-an, ilmuwan mengembangkan peta pertama bebatuan magnet— dan arah tunjuknya—yang berada di dasar samudera. Peta ini memperlihatkan pola garis simetris mirip zebra di tiap sisi bubungan tengah samudera. Satu garis mengandung bebatuan yang mineral magnetnya menunjuk ke arah utara sekarang. Garis berikutnya mengandung bebatuan dengan mineral magnet yang menunjuk ke arah selatan sekarang. Pola belang sempurna ini meliputi seluruh dasar samudera. Untuk menjelaskan penemuannya, para ilmuwan mengembangkan ide yang dikenal sebagai penyebaran dasar laut. Saat kerak Bumi menyebar di bubungan tengah samudera, bebatuan baru terbentuk oleh magma penyelundup yang naik dari mantel atas. Saat bebatuan yang baru muncul ini mendingin, mineral magnet yang terkandung di dalamnya menunjuk ke arah mana saja yang utara. Seiring waktu, dasar laut menyebar. Saat magnet utara bertukar tempat di Bumi, arah bebatuan yang baru terbentuk dan mengarah ke utara juga berubah. Tiap-tiap garis zebra menahan magnetisme yang diperolehnya ketika terbentuk semula. Pada akhirnya, pergerakan ini menciptakan belang-belang bebatuan, beserta mineral magnet yang menunjuk ke arah berbeda-beda. Bersenjatakan peta magnet dan penjelasan penyebaran dasar laut, para ilmuwan kini mempunyai bukti untuk membuktikan bahwa benua-benua bergerak di sepanjang permukaan Bumi dan sebuah mekanisme untuk menunjukkan caranya. Tapi jika bebatuan baru terus-menerus tertambahkan pada dasar laut, di suatu tempat di planet ini bebatuan lama pasti hancur atau, kalau tidak, planet ini akan meletus seperti balon. Ini membawa pada penemuan tektonika lempeng—proses terpenting di keseluruhan planet ini—sebuah proses yang didorong oleh pergerakan arus konveksi di mantel atas. Lempeng Dengan penemuan bahwa bebatuan baru terus-menerus terbentuk di bubungan tengah samudera, para ilmuwan menyadari bahwa kerak Bumi retak menjadi kepingan-kepingan yang disebut lempeng. Untuk menggambarkan lempeng 36 Bumi, pertama-tama bayangkan telur yang direbus hingga keras dan retak. Ketika seseorang menjatuhkan telur rebus, cangkangnya retak menjadi kepingan, tapi kepingan-kepingan tersebut masih disatukan oleh putih telur yang kenyal. Demikian pula, litosfer kerak Bumi retak menjadi lempengan yang terpisah namun disatukan oleh mantel atas. Masing-masing lempeng meng- angkut daratan, dasar samudera, atau keduanya. Lempeng-lempeng Bumi tersusun pas seperti puzzle. Menurut website United States Geological Survey, Bumi mempunyai lebih dari selusin lempeng berbeda. Jumlah persis lempeng tergantung pada lokasi di mana ilmuwan menarik batas atau tepi lempeng. Kebanyakan peta dunia memasukkan Lempeng Afrika, Lempeng Arab, Lempeng Antartika, Lempeng Australia, Lempeng Karibia, Lempeng Cocos, Lempeng Eurasia, Lempeng 37 India, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Nazca, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, Lempeng Scotia, dan Lempeng Amerika Selatan. Beberapa lempeng berukuran besar, seperti Lempeng Eurasia dan Amerika Utara. Yang lainnya kecil, seperti Lempeng Juan de Fuca yang amat kecil namun destruktif. Saat lempeng-lempeng ini bergerak, mereka mengalami dorongan dan tarikan di perbatasannya, seringkali menimbulkan masalah bagi orang-orang yang tinggal di dekatnya. Pergerakan Lempeng Tak seperti kepingan retak telur rebus, lempeng-lempeng Bumi terus-menerus bergerak perlahan di permukaan planet ini. Sebagian besar geolog percaya bahwa arus konveksi di mantel atas menciptakan gaya utama yang mendorong pergerakan lempeng di permukaan Bumi. Lempeng Bumi terletak di atas bebatuan cair mantel atas. Saat bebatuan cair ini mendingin dan terbenam, mereka menarik tepi lempeng turun ke dalam mantel. Bagian sisa lempeng ikut terseret secara perlahan. Arus konveksi mantel atas terus menyeret dan menggerakkan lempeng di permukaan Bumi. Masing-masin lempeng bergerak dengan kecepatan berbeda, tapi mereka semua bergerak sangat perlahan menurut standar manusia—sekitar 0,4 sampai 9,5 inchi 1 sampai 24 cm per tahun. Lempeng Amerika Utara dan Eurasia, contohnya, bergerak memisah dengan laju hampir 1 inchi 2,4 cm per tahun, hampir sama dengan laju pertumbuhan kuku tangan manusia. Batas Lempeng Tepi lempeng di permukaan Bumi disebut sebagai batas lempeng. Para ilmuwan mengelompokkan batas-batas lempeng ke dalam tiga kategori berbeda berdasarkan caranya bergerak secara relatif terhadap satu sama lain batasan konvergen, batas divergen, dan batas transform. 38 Liburan di Batas Lempeng Ada beberapa tempat di Bumi di mana kita bisa betul-betul melihat mantel atas menarik dua potong kerak Bumi hingga memisah. Negara pulau Islandia adalah salah satunya. Samudera-samudera Bumi penuh dengan bubungan tengah samudera, tempat di mana lempeng-lempeng berdivergensi dan terbentuklah kerak baru. Kebanyakan bubungan ini tersembunyi di dasar samudera, ribuan kaki di bawah permukaan. Tapi Islandia adalah salah satu pengecualian. Bubungan Tengah Atlantik melintasi pusat Islandia dari utara ke selatan. Di sini, lempeng-lempeng divergen Bumi bisa dengan mudah dilihat berupa retakan dramatis raksasa. Di dalam retakan, bebatuan cair menggelembung ke permukaan untuk membentuk kerak baru. Islandia juga berdiri di atas hot spot. Hot spot adalah tempat di kerak Bumi yang berposisi persis di atas luapan magma di mantel atas. Ketika hot spot menerobos kerak, aliran magma menciptakan banyak kerak baru. Berkat aktivitas hot spot—termasuk banyak gunung berapi aktif dan lubang air panas yang menyembur lewat batu—Bubungan Tengah Atlantik timbul ke atas permukaan laut di tempat ini dan menghasilkan pulau Islandia. Tapi jika Islandia terlalu dingin untuk menjadi tempat liburan geologis, Hawaii adalah pilihan lain. Ia juga merupakan pulau yang dihasilkan oleh hot spot yang menggelembung di mantel atas. Satu hal yang pasti Hawaii lebih hangat ketimbang Islandia. Batas konvergen adalah di mana dua lempeng bergerak menuju satu sama lain, atau berkonvergensi. Satu lempeng dapat bergelincir ke bawah yang lain, atau mereka bertubrukan, tergantung pada densitas lempengnya. Sebuah lempeng bergelincir ke bawah lempeng lain karena ia lebih padat dan lebih berat. Jika sebuah lempeng yang mengangkut kerak benua bertubrukan dengan lempeng yang mengangkut kerak samudera, misalnya, lempeng kerak samudera yang lebih padat terbenam ke bawah lempeng kerak benua yang lebih ringan. Lempeng yang terbenam ini bergelincir ke bawah menuju mantel atas. Temperatur yang naik di mantel melelehkan lempeng yang terbenam 39 tersebut, lalu menghancurkannya. Area di mana keterbenaman dan pelelehan ini terjadi disebut zona subduksi. Diagram ini memperlihatkan tiga kategori batas lempeng berdasarkan cara mereka bergerak terhadap satu sama lain. 40 Dalam kasus di mana lempeng-lempeng berdensitas sama bertubrukan— misalnya dua lempeng benua—mereka akan bertubrukan hingga membentuk segundukan kerak berkerut yang disebut pegunungan. Satu contoh sederhana dari tubrukan ini adalah tubrukan Lempeng benua India dengan Lempeng benua Eurasia hingga membentuk Pegunungan Himalaya di Asia, rumah bagi beberapa gunung terbesar di dunia—termasuk Gunung Everest setinggi kaki m. Batas divergen adalah di mana dua lempeng bergerak saling menjauh, atau berdivergensi, menghasilkan kerak baru yang naik untuk mengisi celah. Banyak batas divergen ditemukan di sepanjang bubungan tengah samudera di mana penyebaran dasar laut terjadi. Saat dasar samudera menyebar terbuka, kerak baru terbentuk begitu magma cair mengisi retak terbuka tersebut. Ketika penyebaran dan pengisian berlanjut, pengerutan di kerak baru itu seringkali menghasilkan bubungan gunung bawah laut. Patahan San Andreas yang terkenal adalah batas transform di mana Lempeng Pasifik bergelincir terhadap Lempeng Amerika Utara. 41 Jika batas divergen terdapat di daratan, mereka sering menghasilkan lembah dalam yang dikenal sebagai lembah celah. Saat dua lempeng benua ber- divergensi, kerak baru terbentuk untuk mengisi celah. Lembah Celah Besar di timur Afrika, contohnya, merupakan hasil dari Lempeng Afrika dan Lempeng Arab yang bergerak memisah lalu terbentuklah kerak baru. Kedalaman Lembah Celah Besar bervariasi, dari hampir kaki 305 meter sampai kaki meter jauh di bawah Kenya. Batas transform terdiri dari dua lempeng yang bergelincir melewati satu sama lain dalam arah berlawanan. Dalam tipe batas ini, kerak tidak hancur ataupun terbentuk. Justru, ia hanya terdorong dengan cara yang tidak terprediksi. Akibatnya, gempa cukup umum terjadi di sepanjang batas transform. Patahan San Andreas di California, contohnya, merupakan batas transform di mana Lempeng Pasifik bergelincir melewati Lempeng Amerika Utara. Patahan San Andreas adalah salah satu fitur daratan yang paling terkenal dan paling diamati dengan cermat di planet ini, sebagian besar lantaran dampaknya terhadap populasi California. Memahami Lempeng Tektonik Julie Elliott Mengukur dengan GPS Mahasiswi di Universitas Alaska-Fairbanks, Julie Elliott, mempelajari pergerakan lempeng tektonik di tengah dan tenggara Alaska. Di sini, beberapa lempeng tektonik saling bertubrukan hingga menghasilkan rangkaian gunung yang dramatis dan banyak gunung berapi. Yang menjadi misteri, tak ada yang tahu di mana atau bagaimana persisnya lempeng- lempeng ini berawal dan berakhir. Untuk membantu memahami pergerakan Bumi di kawasan ini, Elliott melakukan pengukuran Global Positioning System GPS di sekitar 70 lokasi. Instrumen ini merekam pengukuran setiap lokasi di permukaan Bumi dengan amat akurat. Dengan melakukan banyak pengukuran selama bertahun-tahun, Elliott bisa melihat arah pergerakan lempeng dan mencoba menjelaskannya dengan memakai model matematis. 42 Elliott, yang sedang mengejar gelar doktor mengawali karirnya dengan menyelesaikan pendidikan sarjana bidang fisika. Dia jadi ketagihan pada tektonika lempeng saat mengambil kelas geologi semasa tahun ketiga kuliahnya dan memutuskan menerapkan keahlian fisikanya pada bidang ini. Hari ini, kebanyakan lokasi pengukuran GPS Elliott di Alaska hanya dapat diakses oleh helikopter, pesawat, atau perahu. Dia menghabiskan musim panas dengan mengunjungi lokasi dan melakukan pengukuran baru. Selain mencapai lokasi, “tantangan terbesar dalam melaku- kan kerja lapangan ini adalah mencegah margasatwa mendekati peralatan. Beruang Alaska sering mengunyah kabel dan panel surya, mencopot baterai, dan memukul-mukul dudukan antena GPS,” ujarnya. “Mereka sepertinya berpikir saya membawakan mereka mainan baru.” Pada 1906, sebuah gempa di sepanjang Patahan San Andreas menghantam keras kota San Fransisco, menewaskan hampir orang dan menghancurkan ratusan bangunan. Sejak saat itu, area tersebut mempersiapkan diri dengan lebih baik terhadap gempa seraya tumbuhnya populasi penduduk MEMAHAMI PROSES TEKTONIKA LEMPENG Para ilmuwan telah menghabiskan waktu penelitian berabad-abad untuk memahami proses dasar tektonika lempeng. Seperti banyak hal lainnya dalam ilmu Bumi, penyebab dan efek pergerakan lempeng telah diketahui, namun detil persisnya masih menjadi misteri. Semakin banyak detil mantel atas yang dipahami, para ilmuwan semakin dapat membantu mengembangkan alat untuk membuat kehidupan di tempat-tempat tektonik aktif dan rawan gempa lebih aman. Untuk betul-betul memahami tektonika lempeng, ilmuwan harus menyelidiki lebih dalam ke lapisan Bumi, turun melewati mantel atas. Mantel bawah, level bawah berikutnya, memiliki tebal lebih dari mil km. Gaya konveksi di lapisan ini mempengaruhi dua lapisan di atasnya, akhirnya membantu membentuk permukaan Bumi terkadang secara destruktif. 43 4 MANTEL BAWAH Persis di bawah mantel atas terdapat mantel bawah. Area ini juga mirip putih telur rebus yang kenyal. Mantel bawah lebih padat daripada mantel atas, masih bergerak sangat lambat seperti cairan amat kental. Dua proses utama yang mebentuk planet kita terjadi di mantel bawah—salah satunya bisa dilihat manusia, sedangkan satu laginya tidak. Pertama, mantel atas memainkan peran besar dalam membentuk dan mentenagai gunung berapi. Gaya konveksi panas di lapisan ini lambat-laun merebus bebatuan cair dan mineral hingga meledak melalui kerak Bumi sebagai gunung berapi. Itulah bagian yang terlihat. Kedua, bagian terendah mantel bawah—bagian yang bersinggungan dengan inti luar—mungkin merupakan kuburan benua-benua lama. Di sini, para ilmuwan telah mendeteksi lapisan misterius setebal ratusan mil yang oleh beberapa orang diduga terbuat dari lemping-lemping batu mirip benua—tapi tak ada yang yakin. Inilah bagian yang tak terlihat mata manusia tidak bisa mengintip ke dalam “kuburan” ini atau apapun di mantel bawah. Justru, ilmuwan “melihat” proses di mantel bawah dengan seismologi, studi gelombang energi dan bagaimana ia berjalan di dalam Bumi. DASAR-DASAR TENTANG MANTEL BAWAH Meski mantel bawah merupakan misteri, seismologi telah membantu menyedia- kan beberapa petunjuk yang dibutuhkan ilmuwan untuk memecahkannya. Ketebalan Mantel bawah adalah lapisan tertebal di dalam Bumi, menyusun lebih dari 50% planet ini dalam hal ukuran, dan lebih dari 70% dalam hal massa atau berat. Mantel bawah memiliki ketebalan sekitar mil km dan temperatur 0F 0C. 44 Komposisi Ilmuwan percaya bahwa mantel bawah terbuat dari utamanya magnesium, silikon, dan oksigen, serta sedikit besi, kalsium, dan aluminium. Magnesium, silikon, dan oksigen membentuk mineral mantel bawah yang dikenal sebagai perovskit, barangkali salah satu bahan mineral paling lazim di dalam Bumi. Mineral ini bisa pula ditemukan di kerak Bumi, tapi amat langka. Umur Umur persis bebatuan mantel bawah sulit ditetapkan sebab bebatuan tersebut tak bisa dicapai untuk pengambilan sampel. Tapi karena kita tahu lapisan ini terbentuk sangat awal dalam sejarah Bumi, berarti bebatuan itu barangkali berumur miliaran tahun. Pada waktu bersamaan, bebatuan mantel bawah berubah bentuk secara perlahan dan teratur seraya lapisan tersebut berkonveksi dan mendidih. Bebatuan lama dapat diubah menjadi bebatuan baru dan muda lewat proses konveksi. Semua bebatuan di kedalaman ini amat mudah terkonveksi. GAYA DI MANTEL BAWAH Sebagaimana di mantel atas, konveksi adalah gaya utama yang mendorong pergerakan panas dan bebatuan di mantel bawah. Nyatanya, ilmuwan menduga bahwa mantel bawah mengandung satu lapisan raksasa berisi bebatuan yang berkonveksi. Integrated Ocean Drilling Program Bayangkan menusukkan sedotan ke dalam irisan semangka yang tebal, mengawasi ujung sedotan, lalu menyedot keluar kerat tipis semangka. Kerat tipis adalah teras semangka, yang menjadi sampel buah tersebut pada kedalaman berbeda-beda. Dengan cara serupa, ilmuwan mengambil teras dari dasar samudera untuk mengetahui tentang proses-proses di mantel bawah, tapi mereka memakai sedotan yang jauh lebih besar—pengeboran samudera terdalam. 45 Integrated Ocean Drilling Program IODP adalah program internasional yang mengirim kapal-kapal ke laut yang, sederhananya, mengebor lubang ke dalam dasar laut dan menyuling teras kerak Bumi yang kemudian mereka labeli dan simpan untuk dipelajari. Masing-masing inti ini mengandung segala jenis informasi yang berguna bagi ilmuwan; pada dasarnya menyediakan sejarah kondisi di permukaan Bumi. Wilayah teras yang lebih dalam mengandung lumpur dan sedimen yang tersimpan di masa lampau. Wilayah teras yang lebih dangkal mengandung sampel Bumi yang lebih baru. Teras-teras mungkin menyimpan petunjuk tentang iklim Bumi dan letusan gunung berapi di masa lampau, dan bahkan mungkin menyediakan riwayat fosil makhluk laut secara detil. Ilmuwan mengumpulkan petunjuk tentang apa yang terjadi di dalam mantel bawah dengan menyuling dan mempelajari sampel teras di area-area dekat gunung berapi bawah laut. Karena proses di mantel bawah mentenagai gunung berapi di kerak Bumi, sampel teras dari area ini mengandung bebatuan dan mineral dari mantel bawah. Dengan mempelajari teras-teras vulkanis ini, ilmuwan dapat tahu tentang apa yang terjadi di dalam mantel bawah yang tak terjangkau mata. Ingat, konveksi adalah pergerakan panas dalam cairan, seperti panci berisi cokelat cair yang mendidih. Karena cokelat atau batuan kurang padat dan ringan, ia naik ke bagian atas panci. Cokelat atau batu cair yang dingin lebih padat dan lebih berat sehingga turun ke dasar panci di mana ia perlahan-lahan memanas. Selama panas ditambahkan pada sistem di dalam Bumi, bebatuan panas akan naik dan bebatuan dingin akan turun, menciptakan lingkaran bebatuan cair yang keruh. Di tepi atas mantel bawah, terdekat dengan permukaan Bumi, gaya-gaya konveksi ini membentuk dan mentenagai banyak gunung berapi dunia. Di tepi bawah, terdekat dengan inti Bumi, konveksi menarik bongkahan daratan ke bawah di mana mereka tersimpan seperti sendok tenggelam di dasar panci cokelat cair. 46 GUNUNG BERAPI Gunung berapi adalah lubang di atas titik-titik lemah di kerak Bumi di mana bebatuan cair panas naik ke permukaan. Terkadang bebatuan cair itu meledak keluar gunung dengan letusan dramatis. Di lain waktu, gunung berapi memercikkan abu dan uap. Pada esensinya, gunung berapi eksis untuk melepaskan panas dan batu dari mantel bawah. Alhasil, gunung berapi di permukaan Bumi menyediakan cara bagi ilmuwan untuk mempelajari mantel bawah. Tidak semua gunung berapi bekerja dengan cara yang sama. Ilmuwan mengklasifikasikan berbagai tipe gunung berapi menurut cara pembentukan dan pentenagaannya. Pakar-pakar ilmu Bumi saat ini percaya bahwa sebagain besar gunung berapi terbentuk ketika batuan luar biasa panas di mantel bawah terdorong melewati mantel atas menuju permukaan Bumi. Gunung Berapi Perisai Gunung berapi perisai tidak tampak dan tidak bertingkah seperti gunung berapi tipikal. Mereka lebih seperti benjolan di bawah permukaan Bumi, dengan sisi- sisi landai berjenjang yang dapat merentang sejauh bermil-mil. Mereka meletus perlahan-lahan dan terus-menerus selama waktu tertentu, ketimbang dengan ledakan besar dan mendadak. Gunung berapi perisai ditenagai utamanya oleh basal cair yang keluar perlahan-lahan dan terus-menerus dari sebuah tempat di mantel bawah. meletus bisa berlangsung dan berhenti, perlahan-lahan, selama bertahun-tahun. Lava, atau bebatuan cair, merembes keluar dan mendingin untuk lambat-laun menciptakan gunung-gunung landai raksasa. Mauna Loa di Hawaii adalah gunung berapi perisai terbesar di Bumi. Menurut website Hawaii Center for Volcanology, Mauna Loa sudah meletus hampir 40 kali sejak awal 1800-an dan memiliki panjang 60 mil 97 km dan lebar 30 mil 48 km. Seperti gunung berapi perisai lainnya, Mauna Loa tidak menimbulkan banyak bahaya mendadak bagi manusia sebab sifat lembam dan 47 tetap aliran lavanya memberi banyak waktu peringatan kepada penduduk sekitar untuk mengungsi. Gunung berapi perisai juga lazim di planet lain. Venus, misalnya, punya lebih dari 150 gunung berapi perisai besar yang tampak mirip dengan gunung berapi perisai di Bumi. Mars adalah rumah bagi Olympus Mons, gunung berapi perisai terbesar di tata surya—ia jauh lebih besar daripada negara bagian Colorado. Kerucut Sinder Kerucut sinder adalah tumpukan abu dan kepingan batu yang seringkali mengandung gelembung gas vulkanis yang terperangkap. Kerucut sinder biasanya terlihat lunak dan bundar, dengan kawah-kawah besar di tengahnya. Sisi-sisi kerucut sinder terlalu lemah sehingga gelembung lava besar di dalam seringkali mengalir keluar lewat sisi-sisi tersebut. Kerucut sinder biasanya ditemukan dekat lubang vulkanis, area-area di permukaan Bumi di mana mantel melepaskan panas dan gas. Kerucut sinder paling sering menyembul di sisi-sisi gunung berapi perisai besar, di mana mantel bawah memerlukan tempat lain untuk melepaskan panasnya. Tapi kerucut sinder juga bisa timbul di tempat tak terduga. Contoh kerucut sinder tak terduga yang paling dikenal adalah gunung kecil di Meksiko bernama Paricutin. Paricutin tak disangka-sangka menyembul dari sebuah ladang jagung Meksiko pada 1943 dari lubang vulkanis baru. Letusan berketerusan selama sembilan tahun, membangun kerucut sinder hingga ketinggian kaki 2424 km, dan menghasilkan aliran lava yang menempuh 16 mil 25 km. Gunung Berapi Strato Gunung berapi strato mirip gunung berapi klasik berpuncak runcing yang digambar anak-anak. Ia tersusun dari lapisan abu, lava mengeras, dan bebatuan lain yang terbentuk selama waktu tertentu. 48 Gunung berapi strato juga disebut gunung berapi campuran sebab mereka ditenagai oleh dua bahan dari mantel letusan eksplosif lava dan letusan hening abu dan uap. Seraya bergantian antara letusan lava dan letusan abu, gunung berapi ini perlahan-lahan membangun tumpukan lapisan material. Karena meletus dengan berbagai cara, gunung berapi strato bisa menghasilkan kejutan tak menyenangkan bagi manusia. Gunung St. Helens di Negara Bagian Washington adalah contoh klasik gunung berapi strato. Pada 1980, Gunung St. Helens meniup puncaknya dan merusak hampir 230 mil2 595 km2 hutan dan menyemburkan awan abu sejauh ribuan kaki ke udara, menurut website Mount St. Helens National Volcanic Monument. Letusan besar tahun 1980 itu berlangsung selama 9 jam. Sejak saat itu, gunung berapi tersebut memuntahkan abu dan uap secara hening, terus- menerus dan perlahan-lahan membangun kembali puncaknya. Pada 2004, lava meletus dari gunung tersebut, membawa pada periode penambahan lava baru- baru ini. Periode letusan lava dan letusan abu yang bergantianlah yang membuat gunung berapi strato tumbuh. Gunung Berapi Hot Spot Gunung berapi hot spot bisa terdapat di daratan atau lautan, dan acapkali memuntahkan lava secara dramatis. Ia terbentuk ketika gelembung bebatuan cair mantel menembus kerak Bumi. Gunung berapi hot spot juga dikenal sebagai bulu-bulu mantel. Ilmuwan menduga bulu-bulu mirip pipa menetap di satu tempat di dalam planet ini, seperti semacam sedotan tak bergerak, sementara lempeng-lempeng bergerak sepanjang permukaan di atasnya. Selagi lempeng-lempeng bergerak di atas bulu- bulu mantel, bebatuan cair mantel naik untuk menciptakan rangkaian gunung berapi. Yellowstone National Park di Wyoming, contohnya, adalah hot spot di bawah Lempeng Amerika Utara. Seraya lempeng bergerak perlahan ke barat dan baratdaya, hot spot tak bergerak di mantel bawah meletuskan jalur lubang 49 vulkanis melewati kerak Bumi. Letusan besar terakhir di Yellowstone terjadi sekitar tahun lampau. Yellowstone merupakan salah satu dari beberapa hot spot yang dikenal di dunia. Contoh lainnya adalah rangkaian Kepulauan Hawaii, deretan gunung berapi perisai yang terbentuk di atas hot spot dikenal yang berawal di mantel bawah. Kepulauan Hawaii, deretan gunung berapi perisai, terbentuk di atashot spot yang berawal di mantel bawah. MEMAHAMI GUNUNG BERAPI Walaupun ilmuwan tahu banyak soal gunung berapi, tentu saja masih ada banyak hal yang harus dipelajari. Bagaimana memprediksi secara tepat kapan sebuah gunung berapi akan meletus, misalnya, sama sekali belum dipahami. Ketika letusan terjadi, ilmuwan belum bisa memprediksi seberapa besar itu dan siapa saja yang akan terpengaruh di daratan atau udara. Dua pertanyaan besar ini sebagian besar belum terjawab. Jika mantel bawah membuat gunung berapi 50 Struktur lapisan bumi terdiri dari lapisan kerak bumi, mantel bumi, inti luar dan inti dalam bumi. Bagian dalam dari bumi dapat diketahui dengan mempelajari sifat-sifat fisika bumi yaitu dengan metode geofisika, terutama dari kecepatan rambatan getaran atau gelombang seismik, sifat kemagnetannya dan gaya berat serta data panas bumi. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bagian dalam bumi tersusun dari material yang berbeda-beda mulai dari permukaan bumi sampai ke inti bumi. Jadi, jawaban yang tepat adalah A. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 111420 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7a6361cd91b6fe ‱ Your IP ‱ Performance & security by Cloudflare

kita dapat mengetahui informasi tentang interior bumi dengan mempelajari