Awaldari persinggahan akhirat adalah alam kubur yang sangat mendebarkan. Jika kita selamat dari siksanya, maka perjalanan setelahnya akan lebih mudah bagi kita. Sebaliknya, jika kita tidak selamat darinya, maka perjalanan setelahnya akan semakin sulit. Rasulullah Saw. bersabda: KHUTBAHJUMAT "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" Maka, untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, tidak ada bekal yang terpenting bagi kita, kecuali ketaqwaan, taqwa dengan sebenar Sesuatuyang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat adalah kematian. Dalam Khutbah Jumat singkat ini, mari kita merenung sejenak tentang apa yang terjadi di sekitar kita saat ini, di mana kita sedang menjalani masa pandemi Covid 19 yang sudah berjalan lebih dari setahun. Utamakan Keselamatan, Keberangkatan Jemaah Bacajuga: Khutbah Jumat: Covid-19 dan Kematian itu Pasti, Bersiaplah! Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Masalahnya adalah kekayaan kadang membuat manusia lupa kepada Allah SWT yang telah memberi mereka harta. Ini menyebabkan kufur nikmat. Jika kekayaan membuat seseorang tetap istiqamah dan taat beragama, maka harta itu akan mendatangkan Pertama kebaikan dunia dan akhirat itu terletak pada hati yang bersyukur. Hati yang bersyukur itu sejatinya hati yang bagaimana? Hati yang bersyukur itu hati yang senang melihat orang lain senang, susah melihat orang lain susah. Hati yang tahu cara berterima kasih kepada Allah subhanahu wata ' ala dan orang berjasa kepada dirinya. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Jakarta - Setiap kaum mukmin tentunya ingin meraih kebahagiaan serta keselamatan dunia dan akhirat. Namun banyak yang masih belum mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat tentunya kita diwajibkan untuk mengamalkan apa yang diajarkan agama Islam dan menjauhi larangan Allah. Berikut lima tema khutbah yang dapat khatib bawakan1. BertakwaOrang yang bertakwa kepada Allah akan mendapat banyak kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat. Takwa merupakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT dan mau meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya. Perintah takwa tertuang dalam surat Al-Maidah ayat 35 sebagai berikutBaca Juga Jadwal Puasa Sunnah Bulan September 2022يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَArtinya "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."2. MuhasabahMuhasabah merupakan peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya terhadap diri sendiri. Muhasabah adalah salah satu cara membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat agar selamat di akhirat. Dengan bermuhasabah maka kita akan selalu menggunakan waktu dengan bijak dan sebaik mungkin agar terhindar dari dosa-dosa serta lebih banyak dari amal saleh. Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَArtinya “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.”Ayat tersebut merupakan peringatan kepada kaum muslimin yang mengabaikan perintah untuk muhasabah diri. Di mana Allah SWT menyamakan orang yang melupakan perintah ini dengan orang fasik yang melupakan-Nya. 3. BersedekahDengan bersedekah insya Allah kita akan terselematkan di dunia dan akhirat. Ketika kita meninggalkan dunia, harta-harta yang telah dikumpulkan semasa hidup semuanya akan sirna dan tak berarti. Kecuali sebagian harta yang kita sedekahkan akan menjadi amalan besar yang dapat menolong kita di akhirat. 4. Saling Memberi NasihatSaling memberi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran merupakan anjuran agama Islam kepada sesama muslim, sehingga seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan meninggalkannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ashr 2-3Baca Juga 7 Tema Khutbah Jumat Tentang Bahaya LGBT dan الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِArtinya "Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran."5. Membaca IstigfarMembaca istighfar dapat kita amalkan selepas salat fardhu maupun salat sunnah. Bacaan istigfar juga dapat dibaca kapan saja misal saat menyadari berbuat kesalahan atau sedang menghadapi suatu penyakit atau kesulitan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW“Siapa yang senantiasa beristigfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya, dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” HR Abu Dawud dan Ibnu Majah. Membaca istigfar pun memiliki keutamaan lainnya, yakni kebaikan di dunia. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Hud ayat tigaوَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍArtinya Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan balasan keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Juga BBM Naik Picu Panic Buying, Ekonom Islam Ajarkan Pengendalian Dirizhd Selaku umat yang beriman, sudahkah kita memperhatikan apa yang telah kita lakukan mempersiapkan hari esok? Sadarkah kita bahwa semua nikmat yang kita dapatkan hari ini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jangan sampai kita menyesal di saat umur kita sudah habis dan kematian sudah di depan mata, sementara kita belum berbuat apa-apa. Maka dalam khutbah Jumat yang berjudul, “Hisab Akhirat atas Kenikmatan Duniawi” ini, kita diingatkan agar tidak terlena dengan kehidupan dunia yang fana, sementara lupa akan persiapan dan pertangungjawaban akhirat. Sesungguhnya, kita di dunia tidak lama. Sebentar lagi, maut menjelang. Maka manfaatkanlah kesempatan yang ada untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan hari akhir. Untuk mencetak, silakan download di bagian atas atau bawah naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat! إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ، حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ، كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ، ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ، كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ ، لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ، ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ ، ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ، أَمَّا بَعْدُ Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke Hadirat Allah swt. Zat yang tak henti-hentinya memberi nikmat kepada kita semua. Tak terkecuali nikmat taufiq dan hidayah sehingga pada kesempatan ini kita bisa melangkahkan kedua kaki dan berada di tempat mulia ini. Semoga kelak setiap langkah kita ini menjadi bukti ketaatan kita di hadapan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Habibana Muhammad saw. yang menjadi penghulu para nabi dan pelita kegelapan bagi seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga terlimpah kepada para sahabatnya, para tabiin, tabi tabiin, hingga kepada kita yang senantiasa mengharapkan syafaatnya kelak di akhirat. Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Sebelum melanjutkan khutbah ini, khatib berpesan kepada diri khatib dan jamaah sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, takwa merupakan bekal terbaik menghadapi kehidupan dunia dan akhirat, takwa yang menjadi kekuatan dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan Allah menggolongkan kita sebagai hamba yang bertakwa dan taat terhadap ketentuan-Nya. Amin ya rabbal alamin. Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Sebagaimana ayat yang dikemukakan dalam muqaddimah di atas, Allah telah menunjukkan sifat umum manusia. Lantas apa sifat umum tersebut? Yaitu lalai terhadap perintah Allah, lalai bersyukur kepada Allah, lalai menjauhi perintah Allah, lalai terhadap peringatan Allah. Mereka justru sibuk dengan perkara dunia dan lupa akan urusan akhirat. Mereka sibuk bermegah-megahan. Mereka sibuk mengumpul-ngumpul harta hingga lupa kepada hisabn akhirat. Tak heran jika mereka lupa apakah harta yang dikumpulkannya halal atau tidak. Baru mereka tersadar setelah kematian menghampiri mereka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ، حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ Artinya, “Berbangga-bangga dalam memperbanyak dunia telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam kubur,” QS. at-Takatsur [102] 1-2. Melalui ayat ini, sesungguhnya Allah hendak memperingatkan kepada kita semua agar tidak lalai dan terlalu sibuk dengan urusan dunia sampai-sampai melupakan akhirat. Sebab, kematian pasti datang serta pertanggung-jawaban kepada Dzat Pemberi nikmat mesti kita lakukan kelak. Jangan sampai terjadi penyesalan di kemudian hari hanya karena kita terlena dengan kehidupan sementara. Kita terlalu asyik mengejar dunia yang fana. Lupa akan kehidupan kekal di akhirat. Hadirin, kita tidak dilarang mencari dunia, namun mencarinya harus dengan cara-cara yang dibenarkan Allah swt. Kita tidak dilarang mengejar nikmat, namun ingat pertanyaan tentang nikmat di akhirat. Sebab, sekecil apa pun nikmat yang kita peroleh, kelak akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Pemberi nikmat. Demikian sebagaimana yang sudah diperingatkan Rasulullah saw. dalam sabdanya لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ، عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ Artinya, “Tidak akan bergeser langkah bani Adam pada hari Kiamat di depan Tuhannya hingga ditanya ihwal lima perkara pertama, ihwal umurnya. Dipakai apa umur tersebut? Kedua ihwal masa mudanya. Dipakai apa masa muda tersebut? Ketiga dan keempatnya ihwal hartanya. Dari mana harta itu diperoleh dan dipakai apa? Kelima ihwal apa yang dikerjakan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.” HR. at-Tirmidzi. Seperti itu pertanyaan-pertanyaan yang akan kita hadapi pada hari Kiamat. Makanya mari kita renungkan kembali sama-sama. Sudahkan kita mempersiapkan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut? Sudahkan mempergunakan umur kita dengan sebaik-baiknya? Sudahkan kita mempergunakan masa muda kita untuk taat kepada Allah? Sudahkan kita memperhatikan harta yang kita peroleh? Dari mana asalnya dan sudahkan di jalan yang diridai Allah? Sudahkah kita beramal saleh sesuai dengan yang diperintahkan Allah? Ini artinya, kita bukan dilarang mencari kekayaan, bukan tidak boleh mengejar kenikmatan dunia, namun pikirkan sebaik-baiknya pertanyaan yang akan kita hadapi kelak. Jangan sampai kita menyesal gegara kita terlalu asyik mengejar dunia hingga lupa halal dan haram, hingga lupa hisab di akhirat. Di sini kita jangan terlena dengan nikmat dunia yang fana, sebab masih ada nikmat kekal di akhirat yang harus kita perjuangkan. Ingat, kita di dunia hanya tidak lama dan sementara. Hidup ini ada akhirnya yaitu kematian. Sementara kematian merupakan awal dari pertanggung-jawaban di hadapan Tuhan. Sayangnya, kebanyakan manusia lupa akan hal ini. Makanya tak sedikit saudara kita yang mencari dunia namun lupa mencari akhirat. Banyak yang bergelimang harta namun lupa akan hak harta dan pertangungjawabannya di akhirat. Makanya sebelum terlambat, mari kita pergunakan sisa umur kita untuk memperbaiki sikap dan perbuatan kita. Kita manfaatkan kesempatan yang ada untuk beribadah kepada Allah. Sebab, yakinlah hanya ibadah dan amal saleh yang akan mengantarkan kita kepada rida Allah. Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Walhasil kita jangan terlena sebab kita akan ditanya dengan lima pertanyaan tadi. Kira-kira sudahkah kita siap menjawabnya? Sudahkan kita memanfaatkan usia, masa muda, harta, dan beramal saleh? Belum lagi kita mempertanggungjawabkan nikmat-nikmat lainnya. Benar apa yang disampaikan Allah dalam Al-Quran ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ Artinya, “Kemudian, kamu pasti akan ditanya pada hari itu perihal kenikmatan yang mewah di dunia.” at-Taktsur [102] 8. Dan khusus untuk urusan harta, pertanyaannya ada dua yaitu dari mana harta itu diperoleh dan untuk apa harta itu dipergunakan. Sementara menjawab pertanyaan Allah tidak seperti menjawab pertanyaan manusia sewaktu di dunia. Di dunia kita masih bisa berkelit, sementara di akhirat seluruh anggota tubuh kita akan bicara dan bersaksi akan perbuatan masing-masing. Demikian seperti yang ditegaskan Allah dalam Al-Quran الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلى أَفْواهِهِمْ وَتُكَلِّمُنا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِما كانُوا يَكْسِبُونَ Artinya, “Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan,” QS. Yasin [36] 65. Oleh sebab itu, selaku umat yang beriman, jangan pernah berhenti memperhatikan apa yang telah kita perbuat untuk hari esok, yakni hari akhirat. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Sudahkah kita taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya? Sudahkah kita tafakur bagaimana mempertanggung-jawabkan semua nikmat yang dikaruniakan-Nya? Apakah kita benar-benar ingin selamat dari siksa-Nya? Mari persiapkan dari sekarang. Jangan tunggu esok atau lusa. Sebab akhir hayat kita tidak ada yang tahu. Jangan pernah menunda tobat, jangan pernah menunda waktu untuk memperbaiki diri. Sebelum terlambat, lakukan sekarang. Selagi sehat, kerjakan sekarang. Selagi muda, perbuat dari sekarang. Mari kita simak lagi dengan seksama firman Allah يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat.” QS. al-Hasyr [59] 18. Maka, berhati-hatilah dalam setiap gerak gerik dan perbuatan kita. Sebab, semuanya akan terekam dalam catatan Alah. Semua nikmat-Nya manfaatkanlah sebaik-baiknya di jalan yang diridhai-Nya. Berhati-hati pula dalam mencari dan mengusahakan nikmat tersebut. Karena sidang Allah pasti nyata. Di sana kita tidak mungkin berdusta dan menyembunyikannya. Ingat, harta kita yang halalnya akan dihisab dan yang haramnya akan disiksa. Pantas Nabi Sulaiman as terlambat masuk surga gara-gara menghadapi persidangan harta yang dimilikinya. Padahal harta Nabi Sulaiman, diperoleh dari jalan halal dan dipakai di jalan yang diridai Allah. Bagaimana dengan kita yang terkadang ceroboh dalam mencari harta entah halal atau haram. Setelah didapatkan, kita lupa mensyukurinya. Kemudian, saat menggunakannya, entah di jalan yang diridhai Allah atau tidak? Simpulannya, kita jangan terlena mengejar dunia hingga melupakan syukur dan pertanggungjawabannya di akhirat. Ikuti aturan Allah jika kita ingin selamat dan meraih kebahagiaan dunia-akhirat. Manfaatkan nikmat sesuai dengan keinginan yang memberi nikmat. Jangan kita gunakan harta itu di jalan yang dapat mengundang murka-Nya. Sebab itu pula yang akan memperberat persidangan kita di akhirat. Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayah demi menjalani kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah. Amin ya rabbal alamin. Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat. اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِإِدْخَالِ السُرُوْرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ النُّوْرُ الصَّبُوْرُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بِحُسْنِ الْأَخْلَاقِ الْمشْهُوْرُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt Segala puji milik Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang kita dapatkan tidak lain harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya. Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal alamin. Di hari yang istimewa ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Karena, orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Peningkatan takwa ini sangat penting dilakukan oleh kita mengingat hal tersebut merupakan bekal yang harus kita bawa kelak di akhirat nanti. Salah satu bentuk ketakwaan kita adalah senantiasa memberikan kegembiraan kepada sesama manusia, khususnya sesama umat Islam. Kegembiraan yang diciptakan untuk saudara kita memberikan suasana batin yang positif untuk melahirkan hal-hal positif berikutnya. Senyum yang melengkung di wajah saudara kita akan berdampak baik bagi perasaannya sehingga setiap langkah dan sikapnya juga akan terpengaruh besar untuk mengarah pada hal apik berikutnya. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt., Dengan suasana batin yang asyik, dengan perasaan yang baik, dengan lingkungan yang menarik, tentu kehidupan akan dapat mengarah ke pintu kebaikan pula. Alasannya sederhana saja, kegembiraan yang dirasakan akan membuat kita dapat melakukan apa saja dengan ringan. Oleh karena itu, pantas saja, Allah swt mengganjar umat Islam yang dapat membagikan kegembiraan ini dengan ganjaran yang tak kira-kira, yakni mendapatkan ampunan dari Allah swt, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah dan dikutip Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitabnya, Kasyful Ghummah. Disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda إِنَّ مِنْ مُوْجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ إِدْخَالُكَ السُرُوْرَ عَلَى أَخِيْكَ الْمُسْلِمِ أَوْ إِشْبَاعِ جُوْعٍ عَنْهُ وَتَنْفِيْسِ كُرْبَتِهِ Artinya “Sungguh di antara hal yang mewajibkan seseorang mendapatkan ampunan adalah berbagi kegembiraan kepada saudaramu yang Muslim, atau memberikan kecukupan dari kelaparannya, dan meringankan beban kesusahannya.” Bahkan, jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Berbagi kegembiraan ini menjadi amal yang paling dicintai oleh Allah swt setelah amalan-amalan fardu. Artinya, tingkatannya sangat tinggi, hanya satu level di bawah wajib saja, saking dianjurkannya menebarkan kegembiraan bagi sesama ini. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah saw bersabda, إِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بَعْدَ الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُسْلِمِ Artinya “Sungguh amal yang paling dicintai Allah swt setelah amaliah-amaliah fardhu adalah berbagi kebahagiaan kepada Muslim.” Menebar kegembiraan kepada sesama manusia, khususnya umat Islam, bukan saja disampaikan Rasulullah saw melalui hadits-haditsnya. Hal ini juga secara otomatis selaras dengan firman-firman Allah swt. Dalam hal ini, kita sudah diingatkan melalui Al-Qur’an surat Al-Baqarah, ayat 83. وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ Artinya “Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling mengingkari, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu masih menjadi pembangkang.” Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt Oleh karena itu, Khatib mengajak segenap diri kita semua untuk senantiasa berupaya agar dapat berbagi kegembiraan kepada orang lain, tentu saja apalagi terhadap diri sendiri. Dengan kebahagiaan itu, insyaallah akan lahir kemaslahatan-kemaslahatan baru bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Semoga Allah swt melimpahkan kekuatan dan kemampuan kepada kita semua agar dapat berlaku dan bersikap dalam berbagi kegembiraan kepada orang lain. Dan kita mendapatkan apa yang telah Allah swt janjikan, yaitu ampunan atas segala dosa dan kesalahan kita. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ - Di bawah ini adalah khutbah Jumat yang bisa digunakan oleh para mubaligh di bulan Dzulhijjah. Karena bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang agung, maka setiap mukmin harus memiliki semangat untuk beribadah di bulan ini dengan lebih baik. Berikut isi khutbah jumat bulan Dzulhijjah yang dapat digunakan tentang kunci selamat dunia akhirat pada website Baca Juga Perkembangan Transformasi Digital di Indonesia Khutbah Pertama الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، الَّذِيْ قَدْ أَوْجَدَ مِنْ نُّوْرِهِ نُوْرًا بِهِ عَمَّ الْهُدَى. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.أما بعد ياَأََيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُو اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اللَّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَأَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بِاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ Ma’asyirol muslimin rahimakumullah… Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Allah masih memberikan kita nikmat sehat, umur panjang. Juga lebih dari itu, kita masih diberikan nikmat iman dan Islam. Apa pun nikmat yang Allah berikan patut kita syukuri walau itu sedikit. Baca Juga Tes Kepribadian Ungkap Karakter Seseorang dari Gambar yang Dilihat Pertama Kali مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيْلَ لَمْ يَشْكُرِالكَثِيْرَ Artinya “Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia sulit untuk mensyukuri sesuatu yang banyak.” HR. Ahmad Semoga kita menjadi hamba Allah yang bersyukur dan dapat memanfaatkan nikmat yang ada dalam ketaatan dan ketakwaan pada Allah. Terkini ASSALAMUALAIKUM warahmatullahi wabarakatuh, الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَجَعَلَ لِلْوُصُوْلِ إِلَيْهِ طَرَائِقَ وَاضِحَةً وَسُبُلاً. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً نَرْجُوْ بِهَا عَالِيَ الْجَنَانِ نُزُلاً، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَقْوَمُ الْخَلْقِ دِيْنًا وَأَهْدَاهُمْ سُبُلاً، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً. أمَّا بَعْدُ Jamaah Jumat rahimakumullah, Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadikan hidup dan mati, untuk menguji hamba-hamba-Nya sehingga terbedakan siapa yang paling baik amalannya di antara mereka. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang mulia, sayyidina Muhammad ibn Abdillah, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jalannya. Hadirin rahimakumullah, Kehidupan dunia ini ibarat tempat penyeberangan yang sedang dilalui oleh orang-orang yang hidup di dalamnya. Setiap orang akan melewati dan meninggalkannya, lalu menuju kehidupan yang sesungguhnya. Dunia ini tempat beramal dan akhirat sebagai tempat pembalasan amalan. Maka setiap orang yang beramal, dia akan melihat balasannya. Dan orang yang lalai akan menyesali perbuatannya. BACA JUGA Khutbah Jumat Cintai Rasul Hari pembalasan pasti akan datang. Maka, janganlah kita tertipu dengan gemerlapnya kehidupan dunia yang sementara ini, sehingga melalaikan dari kehidupan yang sesungguhnya di akhirat nanti. Kaum muslimin rahimakumullah, Ingatlah, bahwa kematian adalah suatu kepastian yang akan menimpa seseorang. Kematian akan memisahkan dirinya dari keluarga, harta, serta tempat tinggalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ . نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَدَّعُونَ “Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan berbahagialah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.’ Kami adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalam surga kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh pula di dalamnya apa yang kalian minta.” Fushshilat 30-31 Sungguh, kita semua tentu mengharapkan kabar gembira di saat malaikat maut hendak mencabut nyawa kita. Karena dengan itu seseorang akan mengawali kehidupan bahagia di alam akhiratnya. Dimulai dengan kenikmatan di alam kuburnya dan kemudahan-kemudahan yang akan terus dialami pada kehidupan akhiratnya. Keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan ini akan dirasakan oleh orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menerima dan menjalankan syariat-Nya. Yaitu orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam beribadah kepada-Nya dan mengikuti jalan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para ulama yang mengikuti jejaknya. Adapun orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga beribadah kepada selain-Nya dan menyelisihi jalannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, serta jalan para ulama yang mengikutinya, maka dia akan merasakan siksa yang sangat pedih. Dimulai dari saat kematiannya dan begitu pula ketika berada di alam kuburnya serta kejadian-kejadian berikutnya. Jamaah jum’ah rahimakumullah, Marilah kita berlomba-lomba dalam beramal shalih dalam kehidupan yang singkat ini. Janganlah kita menjadi orang yang memiliki sifat sombong sehingga menolak kebenaran yang datang kepada kita. Begitu pula, janganlah kita menjadi orang-orang yang mendahulukan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, sehingga berani berbicara dan mengamalkan agama tanpa bimbingan para ulama. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman فَأَمَّا مَن طَغَى . وَءَاثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى . وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى . فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى “Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” An-Nazi’at 37-41 Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang beruntung, sehingga mendapatkan surga-Nya dan diselamatkan dari siksa api neraka. اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ آثَرُوا الْآخِرَةَ عَلَى الدُّنْيَا وَآتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِه أَجْمَعِيْنَ BACA JUGA Khutbah Jumat Menjaga Amanah KHUTBAH KEDUA الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، يَقْبَلُ تَوْبَةَ التَّائِبِيْنَ، وَلاَ يُضِيْعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، فَأَوْضَحَ بِهِ الْـمَحَجَّةَ لِلسَّالِكِيْنَ، وَأَقَامَ بِهِ الحُجَّةَ عَلَى الْمُعَانِدِيْنَ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ Ya Ma’asyiral muslimin, Ketahuilah, bahwa setiap amalan yang dilakukan oleh seseorang maka akibatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Baik itu berupa amalan kebaikan ataupun amalan kejelekan. Allah Ta’ala berfirman مَّنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلاَّمٍ لِّلْعَبِيدِ “Barangsiapa mengerjakan amal yang shalih, maka pahalanya untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dosanya untuk dirinya sendiri.” QS Fushilat 46 Oleh karena itu, sudah semestinya setiap orang senantiasa memperbaiki dirinya dengan terus bersemangat dalam mempelajari agama dan mengamalkannya. Ketahuilah, setiap orang selama masih bernyawa dan berakal, tentu dia akan melakukan berbagai aktivitas. Maka, seseorang yang melakukan aktivitasnya untuk menjalankan ketaatan, berarti dia telah menjual dirinya kepada Allah Ta’ala dan akan diselamatkan dari siksa api neraka. Sedangkan orang yang melakukan aktivitasnya untuk berbuat kemaksiatan, maka sesungguhnya dia telah mencelakai dirinya sendiri. Hadirin rahimakumullah, Marilah kita berusaha untuk menghitung amalan-amalan kita agar menjadi orang yang senantiasa memperbaiki diri di dunia ini, sebelum datangnya hari perhitungan amalan yang penyesalan pada hari itu tidak lagi memiliki arti. Begitu pula marilah kita berusaha menjaga anggota badan kita dari melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah Ta’ala, sebelum datang hari yang pendengaran, penglihatan, dan tubuh yang lainnya akan berbicara sebagai saksi. Allah Ta’ala berfirman وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَآءُ اللهِ إِلَّى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ . حَتَّى إِذَا مَاجَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ . وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنطَقَنَا اللهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَىْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ “Dan ingatlah hari ketika musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka atas apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’ Kulit mereka menjawab, Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai pula berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan’.” Fushshilat 19-21 Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Karena sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sejelek-jelek perkara adalah aturan-aturan ibadah baru yang tidak sesuai dengan petunjuknya. Setiap aturan yang baru dalam ibadah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya adalah di neraka. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمَ الدِّيْنِ، اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِينَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا اْلبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالِمِينَ. [] SUMBERKHOTBAH JUMAT

khutbah jumat selamat dunia akhirat